- PT KPI mengembangkan program Green Refinery di Kilang Cilacap untuk mengolah minyak jelantah menjadi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF).
- Uji coba produk SAF pertama dilakukan pada Agustus lalu menggunakan pesawat Pelita Air Service rute Jakarta-Denpasar dengan teknologi Katalis Merah Putih.
- Produk SAF dari Kilang Cilacap telah memenuhi standar internasional, menjadikannya SAF pertama bersertifikat resmi di Indonesia dan Asia Tenggara.
Suara.com - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan capaian program transisi, seperti memproduksi energi baru terbarukan (EBT). Salah satu langkah dilakukan KPI dengan menyulap minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat atau avtur.
"KPI telah mengembangkan Green Refinery yang dapat mengolah bahan baku 2nd Generation, berupa limbah nabati, salah satunya adalah minyak jelantah," ujar Pelaksana tugas harian Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis KPI, Prayitno lewat keterangannya yang dikutip pada Kamis (20/11/2025).
Pengelolaan minyak jelantah, sejauh ini sudah dilakukan di Kilang Unit Cilacap, dan selanjutnya akan dikembangkan di Kilang Dumai dan Kilang Balongan.
Prayitno menuturkan, Kilang Cilacap telah melakukan lifting atau pengiriman perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur berbahan baku campuran Used Cooking Oil (UCO)/minyak jelantah.
Pada pertengahan Agustus lalu, uji coba pun telah dilakukan menggunakan pesawat Pelita Air Service dengan rute Jakarta menuju Denpasar, Bali. Dalam uji coba itu, Kilang Cilacap memasok Sekitar 32 kilo liter Pertamina SAF.
Minyak jelantah yang digunakan telah diuji secara menyeluruh, lalu diproses di Green Refinery Cilacap pada Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT).
Teknologi Co-Processing UCO yang digunakan dalam proses produksi yaitu Katalis Merah Putih, yang merupakan hasil formulasi dan produksi dalam negeri. Untuk tahap awal, kapasitas produksi ditargetkan sebesar 9 metric barrel dengan komposisi 2–3 persen UCO.
Selain itu, produk Pertamina SAF telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091. Terpenuhinya standar itu membuat Pertamina SAF sebagai produk SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang bersertifikat resmi.
Dengan pengembangan minyak jelantah menjadi avtur di Kilang Cilacap, disebut Prayitno, sebagai langkah strategis untuk mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Ubah Aturan Kompensasi Bantu Arus Kas Pertamina dan PLN
"Minyak jelantah bisa menciptakan added value. Kami sedang menyiapkan unit produksi baru di Kilang Cilacap untuk produksi SAF, pasarnya bisa dari dalam negeri maupun luar negeri," imbuhnya.
Apa itu SAF
Secara sederhana, SAF adalah bahan bakar ramah lingkungan yang dibuat dari sumber terbarukan, mulai dari minyak jelantah, limbah pertanian, hingga biomassa.
Beberapa teknologi produksi yang digunakan antara lain HEFA, Fischer–Tropsch, dan Alcohol-to-Jet, yang membuat SAF memiliki karakteristik serupa avtur konvensional.
Keunggulan utamanya ada pada emisi. Penggunaan SAF disebut mampu menekan jejak karbon hingga 65–90 persen, tergantung jenis bahan baku yang digunakan.
Tak heran, banyak maskapai dunia seperti KLM, Lufthansa, hingga Singapore Airlines mulai mengadopsinya dalam operasi harian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Soal Kenaikan Gaji ASN di 2026, Kemenkeu: Belum Ada Keputusan Apapun!
-
Banyak Negara Dibikin Pusing Soal Ekspansi Layanan QRIS
-
25 Juta UMKM Onboarding ke E-Commerce, Siap Ngegas Pertumbuhan Ekonomi
-
Menko Airlangga Buka Peluang Swasta Bisa Ikut Impor BBM dan LPG dari AS
-
Sosok Ken Dwijugiasteadi: Eks Dirjen Pajak Terjerat Dugaan Kasus Tax Amnesty
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
Menko Airlangga: Ekonomi Digital Indonesia Bakal Melejit 6 Kali Lipat, Tembus Rp9.000 Triliun!
-
NeutraDC Jalin Kerja Sama dengan AMD Perkuat Infrastruktur AI di Asia Tenggara
-
Pedagang Thrifting Minta Legalisasi dan Bersedia Bayar Pajak, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Peduli
-
Purbaya Ogah Terima Pajak dari Pedagang Thrifting, Anggap Ilegal Layaknya Ganja