Namun, Ratna mengingatkan, perkembangan isu geopolitik global masih menjadi faktor risiko utama dalam jangka pendek.
"Oleh karena itu, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam kisaran support 7.100 dan resistance 7.200, dengan pivot pada level 7.150," beber Ratna.
Pasar Global Tertekan
Dari pasar global, indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (17/6) akibat meningkatnya intensitas konflik Iran-Israel. Laporan yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat tengah mempertimbangkan keterlibatan militer langsung terhadap Iran menambah kekhawatiran pelaku pasar.
Selain itu, data penjualan ritel (Retail Sales) Amerika Serikat pada Mei 2025 menunjukkan penurunan 0,9 persen secara bulanan (MoM), lebih dalam dari kontraksi 0,1 persen pada April, serta di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksikan penurunan 0,7 persen.
Penurunan tersebut merupakan yang terbesar dalam empat bulan terakhir dan disinyalir sebagai dampak dari tarif impor yang meningkat, yang pada akhirnya memperburuk outlook konsumsi di negeri Paman Sam.
Sementara itu, indeks bursa Eropa juga bergerak melemah karena kekhawatiran serupa terkait konflik Iran-Israel. Meskipun negara-negara G7 telah menyerukan agar konflik diredakan, sebagian besar dari mereka menyatakan dukungan terhadap Israel.
Dari Jerman, data ZEW Economic Sentiment Index untuk Juni 2025 naik signifikan menjadi 47,5 dari 25,2 pada Mei, dan jauh melampaui ekspektasi pasar sebesar 35. Ini menjadi level tertinggi dalam tiga tahun terakhir yang ditopang oleh paket stimulus fiskal dari pemerintah Jerman serta pemangkasan suku bunga oleh European Central Bank (ECB).
Dari Asia, Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5 persen, yang merupakan level tertinggi sejak tahun 2008.
Baca Juga: IHSG Cenderung Bisa Kembali Menguat Pada Perdagangan Hari Ini
Adapun harga komoditas mencatatkan penguatan terbatas. Harga emas naik tipis 0,2 persen ke level USD 3.390 per troy ounce di tengah penguatan dolar AS dan meningkatnya permintaan instrumen safe haven, sementara pasar menantikan arah kebijakan suku bunga The Fed.
Harga minyak mentah juga menguat ke kisaran USD 74 per barel setelah mantan Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan keras yang mengancam Iran agar menyerah tanpa syarat.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun lebih dari 6 basis poin menjadi 4,38 persen.
Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar hari ini akan tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dijadwalkan diumumkan hari ini (18/6). Konsensus memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,50 persen demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu dari Amerika Serikat, akan dirilis data Building Permits Preliminary untuk Mei 2025 yang diperkirakan naik menjadi 1,43 juta dari 1,422 juta pada April. Sedangkan data Housing Starts Mei 2025 diperkirakan cenderung stagnan di level 1,36 juta. Dari Inggris, data inflasi tahunan (YoY) untuk Mei 2025 diperkirakan turun menjadi 3,4 persen dari 3,5 persen pada April 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius