Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025, mencetak kenaikan signifikan dan berkontribusi pada surplus neraca perdagangan yang kuat.
Total nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-Mei 2025 berhasil menembus angka US$111,98 miliar, melonjak 6,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan andil utama peningkatan nilai ekspor disumbang oleh industri pengolahan sebesar 12 persen.
"Nilai ekspor total, migas dan non migas tercatat US$111,98 miliar," kata dia dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Peningkatan ini didorong oleh sektor nonmigas yang menjadi tulang punggung, dengan nilai ekspor mencapai US$106,06 miliar atau naik impresif 8,22 persen.
Ini menunjukkan daya saing produk-produk nonmigas Indonesia di pasar global semakin menguat.
Secara spesifik, kinerja ekspor di bulan Mei 2025 juga sangat memuaskan. Nilai ekspor tercatat sebesar US$24,61 miliar, naik 9,68 persen dibandingkan Mei 2024.
Ekspor nonmigas pada bulan Mei bahkan tumbuh lebih tinggi lagi, mencapai US$23,50 miliar atau melonjak 11,80 persen dibanding Mei tahun lalu. Angka-angka ini mengindikasikan momentum pertumbuhan ekspor yang berkelanjutan.
Lalu sektor pertambangan dan lainnya US$ 14,66 miliar minus 27,07 persen. Selanjutnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tercatat US$ 2,8 miliar tumbuh 49,82 persen.
Baca Juga: Tom Lembong Ungkap Perintah Jokowi Soal Harga Pangan di Sidang Korupsi Gula
Kemudian untuk ekspor 2025 mencapai US$ 24,61 miliar naik 9,68 persen dibanding Mei 2024 sebesar US$ 22,44 miliar.
"Total nilai ekspor mengalami kenaikan secara tahunan, utamanya didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas," jelas dia.
Di sisi lain, impor Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan yang terkendali. Nilai impor sepanjang Januari-Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar, naik 5,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dia menyebut nilai impor barang modal sebagai andil utama peningkatan impor mencapai US$18,82 miliar atau naik 17,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan 3,08 persen.
Jika dilihat menurut negara dan kawasan asal impor, peningkatan nilai impor terjadi dengan China, Jepang dan Singapura, sementara itu asean selain Singapura dan Uni Eropa mengalami penurunan.
Kemudian periode Mei 2025 total nilai impor mencapai US$20,31 miliar atau naik 4,14 persen dibandingkan periode Mei 2024.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak