Suara.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan penyerapan anggaran makanan bergizi gratis (MBG) pada kuartal pertama masih rendah. Dalam hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan baru 5,58 juta orang menikmati MBG.
Penyaluran MBG ini melalui 1.863 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selama semester I-2025. "Makan bergizi gratis sampai Juni realisasi penerimaan manfat 5,58 juta orang kalau realisasinya baru Rp5 triliun baru 7 persen dari 71 triliun dari APBN," katanya dalam raker DPR bersama Banggar, Selasa (1/7/2025).
Kata dia, realisasi ini juga masih rendah dari target yang ditetapkan. Apalagi, target yang sudah ditetapkan oleh Presiden Prabowo adalah 30.000 SPPG dan 82,9 juta penerima manfaat meliputi 15,5 juta anak sekolah dan 2,5 juta ibu hamil.
"Maka perlu usaha keras capai target 6 bulan terakhir. Preseiden mengharapkan MBG itu menacapau 82,9 juta dan 30 ribu spgg, ini menjadi tantangan," katanya
Tidak hanya itu, realisasi anggaran ketahanan pangan selama semester I-2025 mencapai Rp46,9 triliun atau 32,7% dari pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu mencapai 47,5%. Beberapa programnya antara lain, cetak sawah, bantuan alsintan, intensifikasi lahan dan irigasi.
Pemerintah juga melakukan injeksi kepada Bulog sebesar Rp16,4 triliun untuk melakukan stabilisasi harga gabah dan beras.
"Anggaran ketahanan pangan Rp46,9 triliun telah terealisasi 32,7% dari APBN,"bebernya.
Tidak hanya itu, APBN harus siap menjadi instrumen yang mampu melakukan tiga fungsi sesuai Undang-Undang Keuangan Negara. APBN 2025 melakukan 3 fungsi, yakni sebagai stabilizer atau shock absorber. Tepatnya, instrumen ini menyerap semua guncangan dari efek ketidakpastian.
Baca Juga: UMKM Pemasok Program MBG Ini Sukses Tingkatkan Skala Usaha dan Lapangan Kerja, Manfaatkan KUR BRI
Tugas APBN ini sangat berat karena gejolak terus terjadi, tantangan terus meningkat tapi APBN tidak boleh tidak sehat, karena bisa tidak bisa harus melakukan 3 fungsi itu," imbuhnya.
Menurutnya, salah satu tekanan terhadap APBN dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump. Seperti diketahui, Trump mengenakan tarif dagang yang cukup tinggi terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.
"Disisi lain kenaikan ketegangan antar negara dengan perang semakin tinggi. Harga minyak meningkat,"imbuhnya.
Indonesia pun melakukan negosiasi atas kebijakan tersebut. Sri Mulyani pun mengklain pemerintah secara aktif juga melakukan penggunaan fiskal, APBN, untuk melakukan countercyclical dari dampak tarif Trump dan perang yang berkecamuk di Timur Tengah.
"Hal ini kemudian timbulkan konsekuensi ke APBN," bebernya.
Dia pun menekankan akan bekerjasama dengan Bank Indonesia dalam menjaga perekonomian. Serta stabilitas makro dan moneter Indonesia
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Harga Minyak Anjlok Dipicu Pembukaan Pemuatan Rusia
-
BTN Spin-off Unit Usaha Syariah, Diserahkan ke Bank Syariah Nasional
-
Bullion Connect 2025: Forum Pemerintah Dorong Penguatan Ekosistem Bulion Nasional
-
Medical Advisory Board, Langkah AdMedika Dalam Perkuat Tata Kelola Medis
-
Ajang Anugerah Media Humas - Komdigi 2025: Telkom Raih Dua Penghargaan Terbaik
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.322.000 per Gram
-
Gelar RUPSLB, CRSN Tambah Portofolio Bisnis
-
Daftar Maskapai Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta, Mulai Berlaku Pekan Ini
-
Rupiah Kian Tertekan, Dibuka Melemah ke Rp16.754 per Dolar AS
-
IHSG Terus Meroket, Betah Naik di Level 8.400