Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja memberikan potongan tarif resiprokal kepada Vietnam sebesar 20 persen.
Kesepakatan ini sontak menjadi sorotan, mengingat Indonesia yang sejak awal gencar bernegosiasi justru masih gigit jari.
Padahal, tawaran 'paket komplit' senilai puluhan miliar dolar AS sudah disodorkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membenarkan bahwa hingga kini, negosiasi Indonesia dengan AS terkait potongan tarif masih jauh dari kata sepakat. Namun, Airlangga menenangkan, Indonesia tidak sendiri.
"Ya, kalau yang belum juga kan banyak. Lebih dari 100 negara. Yang sudah deal baru UK, kemudian China, dan Vietnam. China pun masih berlaku sementara, 90 hari saja," ujar Airlangga di kantornya, Kamis (3/7/2025).
Airlangga menjelaskan, tim negosiasi Indonesia saat ini masih berjuang di Washington. Mereka bergabung dengan India, Jepang, Uni Eropa, bahkan Malaysia dan Vietnam (yang kini sudah mendapatkan kesepakatan) untuk melobi pemerintah AS. Negosiasi ini melibatkan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) serta Departemen Perdagangan dan Keuangan AS.
"Dan ini juga sudah secara tertulis memasukkan dan membahas dengan USTR maupun Secretary of Commerce and Treasury," beber Airlangga.
Indonesia sendiri bukannya tanpa upaya. Pemerintah telah mengajukan paket tawaran fantastis kepada AS, yakni pembelian komoditas AS plus komitmen investasi senilai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun (kurs Rp 16.100). Paket ini diharapkan dapat membalikkan neraca dagang AS yang selama ini defisit terhadap Indonesia, mencapai US$ 19 miliar.
Namun, harapan itu kini berbanding terbalik dengan kenyataan. Vietnam yang neraca perdagangannya dengan AS jauh lebih surplus ketimbang Indonesia, justru mendapatkan potongan tarif hingga 20 persen. Sementara Indonesia, masih diganjar tarif impor hingga 32 persen. Sebuah ironi yang patut dipertanyakan.
Baca Juga: BUMN Hingga Swasta Diminta Borong Produk AS
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global
-
Menkeu Purbaya Minta Kepala BGN Jelaskan ke Publik soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG
-
7 Pekerja Masih Terjebak di Tambang Bawah Tanah Freeport, ESDM Sebut Butuh Waktu 30 Jam
-
Setelah Jeblok, IHSG Akhirnya Bangkit Setelah Kekhawatiran Menkeu Baru Mereda
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Rahasia Berburu DANA Kaget: Tips Ampuh serta Link Aktifnya Klaim di Sini
-
Wujud Nyata Implementasi Tata Kelola Baik, Waskita Karya Raih Top GRC Awards 2025 Stars 5
-
Survei Bank Indonesia: Indeks Keyakinan Konsumen Alami Penurunan, Ini Faktornya