Dalam hal ini, Trump seorang penggemar berat tarif dan skeptis terhadap kesepakatan perdagangan bebas, secara teratur menunjukkan defisit tersebut sebagai bukti bahwa AS dimanfaatkan oleh mitra dagangnya.
Para ahli mengkritik pandangan bahwa defisit perdagangan pada dasarnya buruk dan mempertanyakan apakah AS dapat atau harus berusaha untuk menutupnya.
Tidak semua negara yang menjadi target pada hari Senin memiliki surplus perdagangan yang besar dengan AS.
Sementara AS pada tahun 2024 memiliki defisit barang sebesar 68,5 miliar dolar AS dengan Jepang dan defisit barang sebesar 66 miliar dolar AS dengan Korea Selatan.
Defisitnya dengan Myanmar adalah 579,3 juta dolar AS. Apalagi, negara Paman Sam merupakan pembeli utama mobil, mesin, dan elektronik dari Jepang dan Korea Selatan.
Kazakhstan mengekspor minyak mentah dan logam paduan ke AS, Malaysia menjual komponen elektronik ke Amerika, dan Afrika Selatan sebagian besar mengirimkan logam mulia.
Impor utama AS dari Laos meliputi serat optik, kacamata, dan pakaian, sementara kategori ekspor terbesar Myanmar adalah kasur dan perlengkapan tidur.
Surat pada hari Senin memperingatkan terlebih dahulu ke-14 negara tersebut agar tidak menanggapi tarif baru AS dengan mengenakan bea balasan atas impor barang-barang Amerika mereka sendiri.
"Jika karena alasan apa pun Anda memutuskan untuk menaikkan Tarif, maka, berapa pun jumlah yang Anda pilih untuk menaikkannya, akan ditambahkan ke 25% yang kami kenakan," kata surat itu.
"Jika negara-negara tersebut menghilangkan tarif, dan kebijakan non tarif, dan hambatan perdagangan" mereka, maka AS mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian surat ini," menurut surat itu.
Baca Juga: Sikap Sri Mulyani Tanggapi Tarif Trump Tambahan 10 Persen Negara-negara BRICS
"Tarif ini dapat dimodifikasi, naik atau turun, tergantung pada hubungan kami dengan Negara Anda. Anda tidak akan pernah kecewa dengan Amerika Serikat," tambah surat tersebut.
Setelah Trump memberlakukan jeda tarif timbal balik selama tiga bulan pada bulan April, pemerintahannya mengklaim bahwa mereka dapat mencapai sebanyak 90 kesepakatan dalam 90 hari.
Namun karena jeda itu akan segera berakhir, AS hanya mengumumkan kerangka kerja yang luas dengan Inggris dan Vietnam, serta perjanjian awal dengan China.
Trump mengatakan kesepakatan Vietnam mengenakan tarif sebesar 20 persen atas impor negara itu ke AS dan bea "transshipping" sebesar 40 persen. Sedangkan, AS akan mendapatkan akses bebas tarif ke pasar-pasar Vietnam.
Tarif timbal balik Trump dibatalkan pada akhir Mei oleh pengadilan distrik federal, yang memutuskan bahwa ia tidak memiliki kewenangan hukum untuk mengenakan bea menyeluruh berdasarkan undang-undang kewenangan darurat yang ia kutip saat itu.
Pemerintahan Trump mengajukan banding ke pengadilan federal, yang mengizinkan tarif tetap berlaku sementara pengadilan tersebut meninjau keputusan pengadilan yang lebih rendah.
Tag
Berita Terkait
-
Prabowo Gebrak BRICS: Tolak Standar Ganda dan Suarakan Bandung Spirit untuk Palestina
-
Utang Amerika Serikat Tembus Rp48.900 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Sudirman Said Ungkap Alasan Kenapa Gibran Harus Dimakzulkan
-
Debut di BRICS, Prabowo Kuatkan Posisi Indonesia di Kancah Global
-
CEK FAKTA: Indonesia Jadi Tuan Rumah Putaran ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026?
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
4 Fakta Dim Sum Bonds (SUN Yuan) Indonesia Senilai Rp13,2 Triliun
-
2 Cara Cek dan Daftar DTKS Online untuk Mendapatkan Bansos Pemerintah
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Pemerintah Diminta Untuk Pikir-pikir Terapkan Kebijakan B50
-
Proyek Tol Serang-Panimbang Ditargetkan Rampung 2027
-
Prabowo Mau Kirim 500 Ribu Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun
-
BRI Perkuat Ekonomi Rakyat Lewat Akad Massal KUR dan Kredit Perumahan
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
HUT ke-130 BRI: Satu Bank Untuk Semua, Wujud Transformasi Digital
-
Marak Penipuan Ponsel Bekas, Ini 8 Langkah Cerdas Agar Tak Jadi Korban