Suara.com - Ketidakpastian ekonomi membuat beberapa perusahaan di dunia mengalami kerugian, hingga akhirnya mengungumkan kebangkrutan sepanjang pertengahan tahun.
Di Jepang, jumlah kebangkrutan perusahaan pada paruh pertama tahun 2025 melonjak ke level tertinggi dalam 11 tahun.
Perusahaan-perusahaan yang terdampak oleh kekurangan tenaga kerja menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dilansir Japan Today, Kamis (10/7/2025), kebangkrutan yang melibatkan utang minimal 10 juta yen naik 1,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, meningkat untuk tahun keempat berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak 2014, menurut Tokyo Shoko Research.
Pengajuan kebangkrutan terus meningkat karena kekurangan tenaga kerja, harga material yang lebih tinggi, dan kenaikan suku bunga yang menghantam perusahaan kecil dan menengah.
Perusahaan dengan kurang dari 10 karyawan menyumbang 89,8 persen dari total kebangkrutan, menghadapi kesulitan dalam merekrut pekerja karena krisis tenaga kerja terus menekan upah.
Berakhirnya keringanan pajak khusus yang diberikan sejak pandemi COVID-19 juga telah menekan usaha kecil, menurut survei tersebut.
Sebanyak 172 perusahaan menyalahkan masalah ketenagakerjaan atas kebangkrutan mereka, seperti kesulitan dalam perekrutan dan karyawan yang meninggalkan pekerjaan mereka.
Angka ini merupakan yang tertinggi dalam periode enam bulan terakhir dan naik dari 146 perusahaan pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Dicalonkan Jadi Dubes Jepang, Ini 7 Kiprah Intelektual Kartini Sjahrir yang Jarang Diketahui
Total liabilitas turun 4,3 persen menjadi 690,2 miliar yen. Apalagi, penambahan perusahaan bangkrut di Jepang diprediksi akan meningkat.
Hal ini seiring dengan tarif Presiden Trump yang akan berlaku pada 1 Agustus mendatang. Pasalnya, Jepang terkena tarif 25 persen.
Dalam suratnya yang ditujukan kepada Presiden Korsel dan Perdana Menteri Jepang yang diunggahnya di Truth Social, Trump mengatakan tarif baru akan terpisah dari semua tarif sektoral lainnya.
"Harap dipahami angka 25 persen jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesenjangan defisit perdagangan yang kami miliki dengan negara Anda (Jepang-Korsel)," tulis Trump.
Trump memperingatkan jika kedua negara menaikkan tarif mereka sebagai tanggapan, AS akan menaikkan tarifnya dengan jumlah yang sama.
Adapun untuk Jepang, terjadi peningkatan 1 persen dibandingkan dengan pengumuman pertama yang menyebut tarif 24 persen bagi ”Negeri Matahari Terbit” ini.
Berita Terkait
-
10 Ribu Perusahaan di Jepang Sudah Bangkrut, Ini Penyebabnya
-
Hooters Bangkrut, Para Pelayan Seksinya Kemana?
-
Industri Baterai Raksasa Asal Sweida Bangkrut, 5.000 Karyawan Bakal Kena PHK
-
Perusahaan Pembuat Film Matrix Bangkrut, Punya Utang Rp 16 Triliun
-
Forever 21 Segera Bangkrut, 358 Karyawan Kena PHK
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar