Suara.com - Pengangguran di Australia melonjak ke level tertinggi sejak akhir 2021 dan menunjukkan retakan pertama di pasar tenaga kerja, yang sebelumnya luar biasa tangguh dan memperkuat argumen untuk penurunan suku bunga bulan depan.
Kepala riset ekonomi di Oxford Economics Australia Harry Murphy Cruise mengatakan, tingkat pengangguran melonjak menjadi 4,3 persen dari 4,1 persen. Ini tertinggi sejak November 2021 dan merupakan kejutan setelah berbulan-bulan angka stabil.
Padahal, Bank Sentral Australia (RBA) memperkirakan tingkat pengangguran akan mencapai puncaknya di angka 4,3 persen pada akhir tahun.
"Meskipun kami belum membunyikan alarm, pelonggaran di bulan Juni merupakan alasan bagus lainnya bagi RBA untuk segera menurunkan suku bunga," katanya dilansir dari CNBC Internasional, Kamis (17/7/2025).
"Ke depannya, pasar tenaga kerja menghadapi sejumlah tantangan. Pertama dan terpenting, tarif Presiden Trump membebani investasi bisnis dan mendorong beberapa perusahaan untuk mempertimbangkan kembali rencana perekrutan," tambahnya.
Selain itu, investor menurunkan dolar Australia 0,7 persen menjadi 0,6480,l dolar AS. Tentunya menjadi level terendah dalam lebih dari tiga minggu.
Apalagi, imbal hasil obligasi pemerintah tiga tahun turun 10 basis poin menjadi 3,386 persen. Lantaran, pasar meningkatkan taruhan untuk penurunan suku bunga pada bulan Agustus menjadi 85 persen dari sebelumnya 76 persen.
Sementara itu, angka-angka dari Biro Statistik Australia yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan lapangan kerja bersih naik 2.000 pada bulan Juni dari bulan Mei, ketika turun sebesar 1.100 yang direvisi naik.
Angka tersebut jauh di bawah perkiraan pasar untuk peningkatan 20.000, meskipun data tersebut telah bergejolak dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Ribuan Orang Berebut 50 Lowongan di Cianjur, Janji 19 Juta Lapangan Kerja Dipertanyakan
Pasar tenaga kerja terbukti tangguh secara tak terduga meskipun perekonomian secara keseluruhan hampir tidak tumbuh.
Adapun, Reserve Bank of Australia (RBA) telah berhati-hati dalam memangkas suku bunga dan termasuk di antara ekonomi besar terakhir yang meninggalkan siklus kebijakan moneter yang ketat.
Tekanan inflasi yang mereda dan pertumbuhan yang lemah mendukung keputusan tersebut, namun pasar tenaga kerja tetap ketat.
Itulah alasan mengapa RBA mengejutkan pasar awal bulan ini dan mempertahankan suku bunga tetap di 3,85 persen setelah memangkasnya dua kali tahun ini.
Mereka masih belum yakin inflasi telah terkendali, dan masih menunggu konfirmasi dari data harga konsumen kuartal ketiga yang akan dirilis akhir Juli.
Sejauh ini, penurunan suku bunga belum banyak mendorong konsumen untuk berbelanja, dan pertumbuhan ekonomi tetap lemah.
Berita Terkait
-
Peringkat Daya Saing RI Anjlok 13 Peringkat! Perang Tarif dan Pengangguran jadi Biang Keroknya
-
Tiga Pelaku Penembakan Warga Australia di Bali Ditangkap, Lari ke Jakarta Gunakan Mobil
-
Meta Buka Lowongan Kerja, Gajinya Menggiurkan
-
Singgung Omongan Luhut, Ekonom Sebut Butuh Waktu Lama Ciptakan 67 Ribu Lowongan Kerja di Indonesia
-
Bayar Rp 40 Juta Demi Kerja, Bos Buruh Soroti Praktik Mengerikan di Balik Job Fair
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Tekan Impor LPG, ESDM Buka Wacana Beri Subsidi Penggunaan DME
-
Pengusaha Hotel Hingga Pedagang Pasar Resah Soal Wacana Kebijakan Rokok Baru
-
Menteri Purbaya Sindir Kinerja Bea Cukai: Orangnya Pintar-pintar, Tinggal Digebukin Aja
-
Minat BUMN Untuk IPO Makin Jauh, OJK dan BEI Mulai Ketar-ketir
-
Purbaya Resmikan 3 Teknologi AI Canggih di Pelabuhan, Biar Kerja Bea Cukai Tak Lagi Lambat
-
Kemenperin Umumkan Jurus Baru Agar Industri RI Bisa Bersaing Global
-
Investor Saham Makin Doyan Market Order, Nilai Transaksi Tembus Rp1 Triliun Per Hari
-
Anak Usaha MDKA Reklamasi Lahan Seluas 84,96 Hektare di Tujuh Bukit
-
Sandiaga Uno Dorong Wirausaha Muda Untuk Melantai Bursa
-
Kementerian ESDM Audit Tambang Emas Martabe yang Terafiliasi ASII, Diduga Perparah Banjir Sumatera