Suara.com - Merek-merek mewah besar mancanegara sedang mengevaluasi kembali kehadiran mereka di pasar regional Jepang. Salah satunya, Louis Vuitton dan Tiffany mengurangi tokonya di pasar regional Jepang.
Dilansir Nikkei Asi, kedua brand ini menutup gerai mereka di Keisei Department Store di Mito, Prefektur Ibaraki. Sehingga, para manajer toko harus menavigasi dinamika pasar yang terus berubah. Langkah ini muncul di tengah tren merek-merek mewah yang semakin luas menarik diri dari wilayah non-perkotaan.
Sedangkan merek perhiasan mewah Amerika, Tiffany, menutup gerainya di lantai satu department store yang sama bulan lalu.
Kedua merek tersebut sebelumnya merupakan satu-satunya gerai yang beroperasi langsung di Prefektur Ibaraki, di pinggiran wilayah metropolitan Tokyo.
Lokasi mereka sebelumnya tetap tertutup di department store, menunjukkan reposisi strategis alih-alih penarikan penuh dari pasar.
Pergeseran strategis ini didorong oleh keinginan untuk mengoptimalkan biaya operasional dan menargetkan pelanggan berpenghasilan tinggi yang lebih terkonsentrasi di area ini.
Langkah ini juga sejalan dengan tren merek-merek mewah yang semakin memanfaatkan platform e-commerce untuk menjangkau audiens yang lebih luas, sehingga mengurangi kebutuhan akan jejak ritel fisik yang luas.
Singkatnya, penarikan Louis Vuitton dan Tiffany dari pasar regional Jepang merupakan langkah strategis yang mencerminkan tren industri yang lebih luas.
Seiring merek-merek mewah terus mengoptimalkan strategi ritel mereka, lanskap ritel akan terus berkembang, dengan merek-merek seperti Coach siap memanfaatkan dinamika yang terus berubah.
Baca Juga: Viral Gibran Sebut Kemenyan Bahan Baku Gucci dan LV, Ternyata Ini Faktanya!
Coach, merek mewah Amerika, berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan pergeseran ini ditengah Luis Vuitton dan Tiffany menutup gerainya.
Dengan kehadirannya yang kuat di AS dan jejak internasional yang semakin luas, Coach kemungkinan akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan Louis Vuitton dan Tiffany di pasar regional Jepang.
Fokus merek ini pada desain modern dan aksesibilitas dapat menarik lebih banyak konsumen, yang selanjutnya memperkuat posisinya di pasar. Tentunya kehadiran gerai Coach di Jepang membuat keuntungan perusahaan meningkat.
Lantaran, pesaingnya Louis Vuitton dan Tiffany memutuskan untuk mengurangi gerainya di beberapa bagian Jepang. Hal ini dikarenakan ketidakpastian ekonomi yang belum mereda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
Terkini
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
Di Balik Laju Mobil Listrik, Bagaimana Adopsinya di Indonesia?
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Tren Kota Mandiri Menguat, Bisnis Properti Dianggap Masih Stabil
-
Harga Bawang dan Kebutuhan Dapur Naik, Minyak Goreng Tembus Rp22 Ribu per Liter
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Tabungan Haji Bank Mega Syariah Capai Rp 324 Miliar, Apa Untungnya Bagi Nasabah?
-
Waspada Gangguan Lanjutan, Ini Alasan Sinkronisasi Listrik Aceh Tidak Bisa Cepat
-
Rupiah Mulai Bangkit, Didukung Pemangkasan Suku Bunga The Fed