Suara.com - Industri domestik Indonesia kini dalam kondisi gawat darurat! Serangan bertubi-tubi dari barang impor ilegal dan murah dituding menjadi biang keladi lesunya produksi dalam negeri. Center of Reform on Economics (CORE), sebuah lembaga think tank terkemuka, mendesak pemerintah untuk segera melakukan pengetatan impor habis-habisan demi menyelamatkan industri nasional dari ancaman "kiamat" persaingan.
Dalam laporan CORE Mid-Year Economic Review 2025 yang dikutip Sabtu (26/7/2025), CORE menyoroti betapa urgennya pengetatan verifikasi impor. Mereka bahkan merekomendasikan pelibatan jasa testing, inspection, and certification (TIC) secara ketat untuk membendung masuknya produk ilegal dan murah yang sangat merugikan produsen lokal.
Tak hanya soal impor, CORE juga merekomendasikan penambahan anggaran subsidi untuk industri kunci, seperti makanan-minuman, petrokimia, logam dasar, dan elektronik. "Subsidi ini bisa berupa subsidi energi dan infrastruktur pendukung yang dapat menekan biaya produksi, sehingga industri dalam negeri mampu bersaing dengan produk impor,” demikian bunyi laporan CORE.
Gebrakan lain yang didorong CORE adalah optimalisasi penyerapan produk lokal. Pemerintah, khususnya melalui Bulog, disarankan untuk tidak hanya fokus pada beras, tetapi juga menambah komoditas strategis lain seperti jagung dan daging ayam dalam pembeliannya. Subsidi juga diusulkan bagi industri hilir agar mereka memprioritaskan penggunaan bahan baku domestik, contohnya subsidi jagung untuk pakan ternak bagi peternak kecil demi menekan biaya operasional.
CORE juga menekankan percepatan hilirisasi komoditas pertanian menjadi produk bernilai tambah. Ini krusial untuk membangun keterkaitan (linkage) yang kuat antara petani/peternak dengan industri menengah-besar. Dukungan modernisasi teknologi, mulai dari produksi, pasca-panen, hingga pengolahan, dinilai sebagai kunci tak terhindarkan untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
Langkah-langkah strategis ini, menurut CORE, harus segera dieksekusi untuk mempercepat pemulihan dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Terlebih, setelah perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 menjadi 4,87 persen. CORE bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 akan kembali melambat ke kisaran 4,7 - 4,8 persen, dipicu oleh melemahnya konsumsi rumah tangga, kontraksi belanja pemerintah, dan investasi yang masih lesu.
Untuk keseluruhan tahun 2025, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 4,6 - 4,8 persen. Angka-angka ini menjadi peringatan keras bahwa pemerintah harus segera bertindak nyata, sebelum serbuan impor murah benar-benar melumpuhkan industri dan ekonomi nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai