Suara.com - Angka kemiskinan di perkotaan Indonesia yang mengalami kenaikan dari 6,66 persen menjadi 6,73 persen per Maret 2025 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan program bantuan sosial (bansos) yang dilakukan pemerintah tidak berjalan optimal.
Abra P.G. Talattov, Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Indef menilai tidak optimalnya program itu dikarenakan data yang dimiliki pemerintah terkait penerima bansos tidak sesuai dan tepat sasaran.
“Lagi-lagi persoalan integrasi data, validitas data untuk program bantuan sosial ini cukup bias (di) perkotaan, karena seringkali untuk masyarakat di wilayah perkotaan justru tidak tersentuh,” kata Abra dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Abra menjelaskan, banyak warga miskin kota yang sehari-hari berjuang di sektor informal. Inilah biang keladinya mereka kerap luput dari pendataan penerima bansos. Padahal, kelompok ini adalah palang pintu pertama yang paling rentan tergerus tekanan ekonomi dan melambungnya harga kebutuhan pokok. Mereka hidup di ujung tanduk!
“Itu juga menjadi alarm yang cukup serius yang harus diperhatikan pemerintah karena masyarakat miskin di perkotaan ini sangat sensitif juga terhadap isu-isu sosial dan politik. Ketika terjadi guncangan-guncangan sosial di perkotaan itu biasanya juga akan lebih mudah,” tambah Abra, mewanti-wanti potensi gejolak sosial jika masalah krusial ini terus diabaikan. Kota bisa menjadi medan amuk!
Selain data bansos yang amburadul, faktor lain pemicu kenaikan kemiskinan kota adalah harga kebutuhan pokok yang terus meroket dan melemahnya daya beli masyarakat. Tekanan ekonomi ini begitu parah, bahkan memunculkan fenomena pilu: "rombongan irit" dan "rombongan hemat anak-anak" di kalangan warga kota!
“Itu lagi-lagi disebabkan oleh karena mereka lebih memprioritaskan kebutuhan dasar dibandingkan kebutuhan sekunder ataupun tersier. Jadi, memang ada shifting prioritas masyarakat di wilayah perkotaan,” sebut Abra.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera