Suara.com - Merek pakaian olahraga dan sepatu Adidas (ADSGn.DE) memberikan informasi bakal menaikkan harga produknya. Lantaran, tarif AS akan menambah beban biaya mencapai 231 juta dolar AS di semester kedua.
Dilansir BBC, saham Adidas turun lebih dari 7% menjadi salah satu faktor kerugian dari perusahaan. Apalagi, dampak kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang fluktuatif menekan keuntungan Adidas.
Apalagi, Adidas mengatakan ketidakpastian menghambat mereka untuk meningkatkan proyeksi tahunannya, dan belum memutuskan kemungkinan kenaikan harga untuk memitigasi dampak tersebut.
"Kami masih belum tahu berapa tarif final di AS, kami juga tidak tahu apa dampak tidak langsungnya terhadap permintaan konsumen jika semua tarif ini menyebabkan inflasi besar," kata CEO Bjorn Gulden dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, Adidas akan meninjau harga dan memutuskan produk mana yang akan dinaikkan harganya di AS, setelah tarif difinalisasi.
"Kami akan berusaha mempertahankan harga untuk model-model yang sudah ada (stabil) selama mungkin, dan kemudian menerapkan harga baru untuk produk yang belum ada sebelumnya," ujarnya.
Sementara itu, penjualan Adidas tumbuh 2,2% dalam euro menjadi 5,95 miliar euro ($6,9 miliar) pada kuartal tersebut, lebih rendah dari perkiraan rata-rata analis sebesar 6,2 miliar euro, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.
Kekurangan ini kemungkinan akan memicu kekhawatiran bahwa, setelah serangkaian pertumbuhan penjualan yang sangat kuat yang didorong oleh sepatu Samba dan Gazelle warna-warni tiga garis yang trendi, Adidas akan Kehilangan momentum.
Sebagai informasi, AS mengumumkan pungutan sebesar 20% untuk banyak ekspor Vietnam dan tarif sebesar 19% untuk barang-barang dari Indonesia. Dua negara sumber terbesar Adidas yang masing-masing memproduksi 30% dan 23% dari produk Adidas yang dijual di AS.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sepatu Lari Adidas Mulai Rp500 Ribuan, Mana Pilihan Terbaikmu?
Impor alas kaki ke AS telah menghadapi tarif sebelum Trump, dan bea masuk baru ini berarti tarif untuk alas kaki dari Vietnam telah naik menjadi 46%, dari 26%, dan dari Indonesia menjadi 43% dari 24%, kata Gulden.
Seperti banyak perusahaan pakaian olahraga lainnya, termasuk Puma, Adidas telah melakukan pengiriman produk lebih awal ke AS sebelum tarif diberlakukan, sehingga inventarisnya naik 16% menjadi 5,26 miliar euro pada akhir Juni.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
Terkini
-
Rilis Aturan Baru, OJK Minta Bank Laporkan Keuangan Transparan
-
Bos Uniqlo Ramal Dunia Bakal Bangkrut, Ini Faktornya
-
Yu Menglong Diduga Bunuh Diri, Berapa Gaji Aktor China?
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Kucuran Dana Rp 200 Triliun Berpotensi Bikin Kredit Macet, OJK: Tidak Ada yang Dikorbankan
-
Menolak Digusur, Pria 42 Tahun Malah Bangun Rumah 10 Lantai
-
IHSG Menguat di Awal Sesi, Saham Apa Saja yang Jadi Primadona?
-
Ekonom: Jangan Ada Agenda Politis di Demo Ojol 17 September
-
Bank Mandiri Dapat Kucuran Dana Pemerintah Rp55 Triliun, Dipake Buat Apa?
-
Sepi Peminat, Ford Pangkas 1.000 Karyawan di Divisi Mobil Listrik