Suara.com - PT Pelabuhan Tanjung Priok atau PTP Nonpetikemas ikut dalam proyek hilirisasi yang dijalankan pemerintah. Salah satunya menyiapkan infrastruktur untuk hilirisasi bauksit menjadi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat.
Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani, mengatakan perusahaan akan mempersiapkan Terminal Kijing untuk proses pengiriman bauksit. Terlebih, saat ini Terminal Kijing telah mumpuni untuk kapal yang mengangkut bauksit dengan panjang dermaga mencapai 1,7 kilometer.
"Pelabuhan ini disiapkan untuk mendukung program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah, serta melayani berbagai macam kargo, baik nonpetikemas maupun petikemas guna memperkuat rantai pasok, khususnya di wilayah barat Indonesia," ujar Indra di Jakarta yang dikutip, Sabtu (2/8/2025).
Adapun, Terminal Kijing akan bertugas untuk menerima dan membongkar muatan bauksit untuk diolah di fasilitas Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) miliki PT Borneo Alumina Indonesia. Kemudian, juga akan mengurusi bongkar muat yang dikirim ke Asahan, Sumatera Utara.
Sementara, PTP Nonpetikemas juga sudah memindahkan alat-alat berat dari cabang perusahaan lain untuk mendukung operasional di Terminal Kijing.
"Mungkin utilisasinya kurang, kita relokasi ke sana (Terminal Kijing), ada yang dari Belawan, Dumai, Tanjung Intan Cilacap, Ciwandan, termasuk juga ada yang dari Tanjung Priok," kata Indra.
"Alumina ini seperti tepung saja ya tapi lebih halus, nah ini kami bawa lagi ke Inalum yang saat ini di Asahan, Sumatra Utara. Di sana, diolah menjadi aluminium untuk berbagai macam kebutuhan," sambungnya.
Indra menambahkan, Terminal Kijing juga akan menangai Caustic Soda yang merupakan bahan utama pengolahan bauksit menjadi alumina. Karena zat keras, penanganan Caustic Soda sebelumnya dilakukan melalui pipa, tapi nantinya diangkut truk tangki menuju SGAR.
"Kita bangun seperti ini, tim yang melakukan semuanya pakai baju hazmat, tidak boleh dibuka. Caustic soda ini apabila kita kena, tulang kita melepuh, bukan lagi kulit," pungkasnya.
Baca Juga: Pengiriman Alat Berat ke IKN Mulai Berkurang 40 Persen pada 2024
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo