Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa posisi cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada akhir Juli 2025 menurun, menyusut menjadi USD152 miliar. Angka ini turun sekitar USD600 juta atau 0,39 persen dibandingkan posisi pada akhir Juni 2025 yang tercatat sebesar USD152,6 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, membeberkan dua faktor utama yang menjadi penyebab penyusutan ini. Menurutnya, penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah yang dilakukan BI.
"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi," tulis Ramdan dalam keterangan resmi, Kamis (7/8/2025).
Meskipun cadangan devisa tercatat menurun, BI menilai posisinya saat ini masih tergolong aman. Posisi cadangan devisa USD152 miliar pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Angka ini jauh berada di atas standar kecukupan internasional, yang umumnya mensyaratkan cadangan devisa setara dengan 3 bulan impor. Hal ini memberikan sinyal bahwa ketahanan ekonomi Indonesia dari sisi eksternal masih cukup kuat.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” tegas Ramdan.
BI juga memandang posisi cadangan devisa yang ada memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan berbagai prospek positif. Ramdan menyebut, prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik menjadi faktor-faktor penguat.
Selain itu, imbal hasil investasi yang menarik di Indonesia juga turut berperan dalam menjaga kepercayaan investor. Dengan demikian, meskipun cadangan devisa sempat menyusut, BI optimistis bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan mampu menahan guncangan dari ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca Juga: Gandeng Muhammadiyah, Bos BI Perkuat Ekonomi Syariah
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
Terkini
-
Rapel Gaji PNS dan PPPK Mulai Cair November? Cek Mekanismenya
-
637 Ambulans BRI Peduli Telah Hadir, Perkuat Ketahanan Layanan Kesehatan Nasional
-
MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
-
Mengapa Bunga Pindar jadi Sorotan KPPU?
-
Rekomendasi Tempat Beli Perak Batangan Terpercaya
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif
-
Apakah STNK Bisa Digadaikan? Jangan Asal, Baca Dulu Panduan Lengkapnya
-
Cara Mudah Beli Obligasi Pemerintah, Pilihan Investasi Aman untuk Pemula
-
GOTO Masih Belum Kasih Bocoran Agenda RUPSLB, Benarkah Patrick Walujo Diganti?