Suara.com - Pasar modal Indonesia bergejolak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,27 persen siang ini, Jumat (29/8/2025). Kali ini bukan karena sentimen global, melainkan dipicu oleh gejolak domestik dengan adanya rentetan demo akhir-akhir ini.
Insiden tewasnya pengemudi ojek online (ojol) di Pejompongan dalam aksi demo tersebut makin membuat investor asing terus mencermati perkembangan situasi politik dan keamanan nasional.
Menurut Hendra Wardana, Founder Stocknow, pelemahan IHSG ini mencerminkan betapa rapuhnya psikologis pelaku pasar terhadap isu politik dan keamanan di dalam negeri.
"Begitu muncul potensi risiko keamanan, investor asing maupun domestik cenderung menunggu, bahkan melepas sebagian portofolio untuk menjaga likuiditas," ujar Hendra dalam risetnya.
Kondisi ini, kata Hendra, diperparah oleh respons pemerintah yang dinilai belum memberikan sinyal stabilitas yang meyakinkan. Kebijakan mengimbau anggota DPR untuk bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) justru memunculkan kesan bahwa pemerintah menjauh dari aspirasi publik, membuat investor semakin waspada.
Ketidakpastian ini tidak hanya berdampak di pasar modal, tetapi juga menjadi sorotan tajam di mata investor internasional. Persepsi pasar terhadap stabilitas sering kali lebih kuat daripada fakta di lapangan, dan itu yang menekan IHSG secara signifikan.
"Persepsi pasar terhadap stabilitas sering kali lebih kuat daripada fakta di lapangan, dan itu yang menekan IHSG," jelas Hendra.
Diketahui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut berduka pada Jumat (29/8/2025), pasalnya pada sesi I indeks 'terjun bebas' dan anjlok drastis hingga 2,27 persen, atau kehilangan 180,80 poin.
Mengutip data pasar, indeks kini berada di level 7.771 jauh di bawah ekspektasi pasar.
Baca Juga: Momen Kapolda Metro Jaya Diteriaki Pembunuh Oleh Massa Ojol
Penurunan ini tergolong signifikan, bahkan membuat IHSG menyentuh level terendah harian di 7.767. Sejak pembukaan di level 7.899, sentimen negatif terus mendominasi pasar, menekan pergerakan indeks sepanjang hari.
Performa buruk ini menjadi sinyal merah bagi para investor. Angka ini juga menunjukkan pergerakan yang kontras dengan level tertinggi 52 minggu IHSG yang sempat mencapai 8.022, serta level terendah di 5.882.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna