Suara.com - Pemerintah Mesir berencana untuk membangun bangunan hotel mewah untuk menarik wisatawan di wilayahnya. Salah satunya membangun penginapan di wilayah Gunung Sinai.
Padahal Gunung Sinai adalah salah satu tempat paling suci di Mesir yang dihormati oleh umat Yahudi, Kristen, dan Muslim.
Pembangunan ini menjadi pusat perdebatan sengit terkait rencana untuk menjadikannya megaproyek pariwisata baru.
Dilansir BBC, dikenal secara lokal sebagai Jabal Musa konon merupakan tempat Nabi Musa menerima Sepuluh Perintah Allah.
Banyak juga yang percaya bahwa di sinilah, menurut Alkitab dan Al-Qur'an, Tuhan berbicara kepada Nabi dari semak duri yang menyala.
Lalu, ada bangunan Biara St. Catherine dari abad ke-6, yang dikelola oleh Gereja Ortodoks Yunani, juga berada di sana. Apalagi, para biarawannya akan tetap tinggal di sana karena otoritas Mesir.
Namun, masih ada kekhawatiran mendalam tentang bagaimana lokasi gurun yang telah lama terisolasi dan menjadi situs Warisan Dunia UNESCO yang terdiri dari biara, kota, dan gunung sedang diubah.
Apalagi, hotel-hotel mewah, villa-villa, dan pusat perbelanjaan sudah mulai dibangun di sana.
Padahal, wilayah ini juga merupakan rumah bagi komunitas Badui tradisional, suku Jebeleya. Suku tersebut, yang dikenal sebagai Penjaga St. Catherine, telah mengalami pembongkaran rumah dan perkemahan ekologi wisata mereka dengan sedikit atau tanpa kompensasi.
Baca Juga: Soal Gugatan 'DPR Rapat di Hotel', Pimpinan Baleg: Kalau Tempat Rapat Digugat, Kasihan Hakim MK
Bahkan, penduduk setempat, yang jumlahnya sekitar 4.000 orang, bisa terancam kena gusur.
Untuk itu, pada bulan Juli, World Heritage Watch mengirimkan surat terbuka yang mendesak Komite Warisan Dunia UNESCO untuk memasukkan kawasan St. Catherine ke dalam Daftar Situs Warisan Dunia yang Terancam untuk pembangunan hotel.
Namun, pemerintah memandang serangkaian skema ambisiusnya sebagai kunci untuk menyegarkan kembali perekonomian yang sedang lesu.
Sektor pariwisata Mesir yang dulunya berkembang pesat mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19 ketika dilanda perang brutal di Gaza dan gelombang baru ketidakstabilan regional.
Alalagi, Pemerintah telah mencanangkan target untuk mencapai 30 juta pengunjung pada tahun 2028.
Di bawah pemerintahan Mesir yang berkuasa secara berturut-turut, pembangunan komersial Sinai telah dilakukan tanpa berkonsultasi dengan komunitas adat Badui.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Harga Emas Antam Meroket Lagi Hari Ini, Jadi 2.453.000 per Gram
-
Lewat AIIR, Indonesia Serius Tingkatkan Kepercayaan Investor Asing di Pasar Modal
-
CIMB Niaga Siap Berikan Kelonggaran Kredit Bagi Bencana Banjir Sumatra
-
Waduh, OJK Temukan 39.392 Rekening Terhubung Judi Online!
-
Infrastruktur Rusak, Pakar Nilai Pemulihan Listrik di Aceh Memang Perlu Bertahap
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'