- Bandara Supadio Layani Penerbangan Internasional
- Penerbangan Air Asia Jadi Perdana Penerbangan Internasional di Bandara Supadio
- Penerbangan Internasional Diharap Jadi Perekonomian Kalbar
Suara.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkapkan Bandara Supadio resmi melayani penerbangan internasional. Penerbangan Air Asia rute Kuching-Pontianak menjadi penerbangan internasional perdana di Bandara Internasional Supadio.
Penerbangan ini mengangkut 166 penumpang, salah satunya Menteri Pengangkutan Sarawak, Malaysia, Dato Sri Lee Kim Shin.
Frekuensi penerbangan Air Asia rute Kuching-Pontianak atau sebaliknya dijadwalkan dua kali dalam sehari. Sementara itu, frekuensi penerbangan Air Asia rute Kuala Lumpur-Pontianak atau sebaliknya dijadwalkan empat kali dalam seminggu, dengan rincian hari meliputi Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu.
"Pontianak menjadi pintu masuk ke daerah-daerah strategis di wilayah Kalimantan Barat. Saya sangat berharap perekonomian dan pariwisata di kawasan ini dapat meningkat dengan adanya penerbangan yang melayani rute internasional," ujar Menhub Dudy di Jakarta, Sabtu (13/9/2025).
Menhub Dudy menyatakan konektivitas antara wilayah Pontianak dengan negara luar bisa akan semakin kuat berkat adanya penerbangan internasional di Bandara Internasional Supadio.
"Ke depan, semoga maskapai dan rute penerbangan dapat bertambah, sehingga akan memperluas peluang perdagangan dan investasi serta mempermudah pergerakan orang dan barang menuju pusat pertumbuhan ekonomi dunia," katanya.
Menhub Dudy turut mengapresiasi PT Angkasa Pura Indonesia yang telah mempersiapkan sarana dan prasarana dengan baik untuk mendukung operasional penerbangan internasional di Bandara Internasional Supadio.
Ia pun mengimbau seluruh stakeholder yang berdinas di bandara, seperti pihak Imigrasi, Bea Cukai, Kekarantinaan, hingga petugas keamanan, untuk senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik kepada para penumpang.
"Kepada maskapai yang beroperasi, saya berpesan agar selalu memprioritaskan keselamatan dan keamanan dalam setiap penerbangan. Ini penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh penumpang," imbuhnya.
Baca Juga: Menhub: Status 36 Bandara Internasional Tidak Permanen
Bandara Internasional Supadio memiliki panjang landasan pacu 2.600 meter x 45 meter, sehingga mampu didarati pesawat dengan tipe Boeing 737-800. Adapun terminal penumpang di bandara ini memiliki luas 32.000 m2.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya