Bisnis / Keuangan
Rabu, 17 September 2025 | 15:53 WIB
Karyawan mengecek tumpukan uang tunai di cash pooling Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (1/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • OJK mengakui sebanyak Rp2.304 triliun fasilitas kredit nganggur di bank.
  • Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyebut fenomena ini sebagai sinyal positif.
  • Menurut Dian, besarnya kredit yang 'menganggur' ini menunjukkan potensi ekspansi kredit yang sangat besar.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya fasilitas kredit yang belum ditarik oleh nasabah (undisbursed loan) senilai Rp2.304 triliun per Juni 2025. Angka ini melonjak tajam dari periode yang sama tahun lalu.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyebut fenomena ini sebagai sinyal positif. Ia menjelaskan, uang sebesar itu bukanlah kredit macet, melainkan dana yang sudah disetujui dan siap disalurkan.

"Saya kira juga ini sebetulnya merupakan suatu confidence karena ini sudah di-sign, sudah ditanda tangan, tentu kan sudah ada agreement untuk pengembangan-pengembangan usaha-usaha tertentu," kata Dian dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (17/9/2025).

Menurut Dian, besarnya kredit yang 'menganggur' ini menunjukkan potensi ekspansi kredit yang sangat besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Angka ini ibarat "amunisi" yang siap ditembakkan untuk menggerakkan berbagai sektor usaha.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Dian optimistis akan terjadi percepatan realisasi kredit di akhir tahun.

"Ini akan ada yang kita sebut sebagai business cycle. Jadi memang kalau kita melihat, itu menjelang akhir tahun di normalnya, ini akan terjadi percepatan realisasi," ucapnya.

Load More