- PANI terus putar otak genjot penjualan properti di tengah pasar yang kompetitif.
- Salah satu cara yang diambil adalah memungkinkan pebisnis langsung memulai usahanya hanya dengan membayar cicilan pertama.
- Strategi ini disebut sebagai jawaban atas masalah klasik yang dihadapi banyak pebisnis, yaitu modal besar.
Suara.com - Emiten milik duo konglomerat Aguan-Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) terus putar otak untuk meningkatkan penjualan propertinya di tengah pasar properti yang kompetitif.
Salah satu cara yang diambil adalah memungkinkan pebisnis langsung memulai usahanya hanya dengan membayar cicilan pertama untuk Rukan (Rumah Kantor) Euroasia PIK2.
Lucia Aditjakra, Direktur Marketing PANI mengatakan strategi ini disebut sebagai jawaban atas masalah klasik yang dihadapi banyak pebisnis, yaitu modal besar. Dengan skema ini, Rukan Euroasia tidak hanya menawarkan lokasi strategis dan desain menawan, tapi juga solusi praktis untuk bergerak cepat di tengah persaingan bisnis.
"Kami ingin memberikan solusi terbaik bagi para pebisnis dan investor. Dengan Rukan Euroasia, tidak perlu menunggu lunas atau modal besar. Cukup 1x cicilan pertama, bisnis sudah bisa berjalan," jelas Lucia Aditjakra dikutip Jumat (19/9/2025).
Menurut Lucia ukan Euroasia PIK2 dirancang dengan konsep tematik yang unik. Fasadnya mengusung gaya beragam, mulai dari nuansa Paris yang elegan hingga Tokyo yang modern. Bahkan, ada unit yang menawarkan desain dua muka, yaitu sisi Asia dan Eropa, yang memberikan fleksibilitas lebih bagi pemilik untuk menentukan branding bisnis mereka.
Selain estetika, rukan ini juga dirancang fungsional. Sisi boulevard menjanjikan visibilitas tinggi dari lalu lintas kendaraan, sementara sisi pedestrian walk dengan kanopi transparan menciptakan suasana seperti mal terbuka. Ruang publik ini dilengkapi area santai dan spot foto instagramable yang menarik minat pengunjung.
Keunggulan utama Rukan Euroasia adalah lokasinya yang tak tertandingi di kawasan PIK2 yang sudah sangat ramai. Posisi ini berada di sebelah hotel internasional, rumah sakit, apartemen modern, hingga pusat konvensi NICE. Lingkungan yang sudah hidup ini memberikan jaminan lalu lintas pengunjung yang stabil, aset vital bagi bisnis apa pun.
Kemudahan akses juga menjadi nilai tambah. Hanya butuh sekitar 3 menit menuju Tol PIK2 dan 10 menit ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Konektivitas ini menjadikan Rukan Euroasia sebagai titik temu sempurna antara peluang bisnis lokal dan pasar global," pungkasnya.
Baca Juga: Akhir Drama, Wika Salim dan Eks Manajer Damai: Saling Maaf tapi Ogah Balik Kerja Bareng
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok