Suara.com - Setiap pagi, suara mesin gilingan daging menjadi saksi perjalanan Slamet Hadi Mulyono, seorang warga Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di sebuah bangunan berukuran 5 x 9 meter, dirinya bersama sang istri, Nani Sukowati, mulai merajut mimpi-mimpi.
Kisah ini bermula pada 2001. Saat itu, Slamet yang berusia 15 tahun baru lulus SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan memutuskan tidak melanjutkan pendidikan ke bangku SMA (Sekolah Menengah Atas).
Tidak ingin membebani ayahnya yang berprofesi sebagai tukang becak, Slamet memutuskan langsung bekerja di beberapa pabrik penggilingan daging.
Tahun demi tahun dirinya lewati, dengan gaji antara Rp170.000-250.000 per minggu. Namun, bukan masalah nominal, kegigihan serta kemampuannya dalam belajar membuat Slamet menjadi pria yang tumbuh dengan pengalaman.
Slamet mengasah kemampuan wirausahanya dengan membantu orang untuk membuka usaha gilingan daging.
Setelah beberapa kali membantu dan berjalan sukses, dirinya memberanikan diri untuk membuka usahanya sendiri pada 2019, Bakso Zain, yang kini berada di Botokenceng, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, DIY.
Seiring usaha berjalan, Slamet mendapat tawaran dari Bank BRI untuk mengakses program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pinjaman awal Rp20 juta, ia gunakan untuk membeli freezer dan kulkas, agar kualitas daging tetap terjaga.
"Sebelumnya saya buka usaha ini, kemudian saya mendapatkan penawaran pinjaman. Saat itu Rp20 juta untuk kami belikan peralatan seperti freezer dan kulkas untuk menyimpan ayam dan es batu," kata Slamet kepada Suara.com di kediamannya, Kamis (19/9/2025).
Siapa sangka usaha Slamet pun terus berkembang. Seiring peningkatan omzet, plafon KUR pun bertambah, dari Rp20 juta, Rp40 juta, Rp50 juta, hingga kini mencapai Rp100 juta.
Baca Juga: Penempatan Dana Pemerintah, BRI Fokus Salurkan Kredit untuk UMKM
Dukungan itu menjadi titik balik bagi Slamet. Dengan modal yang lebih stabil, ia mampu memperbesar kapasitas, menambah tenaga untuk produksi, hingga menjaga stok daging tetap segar.
Kini Memetik Hasilnya
Slamet masih ingat betul kala awal-awal memulai kehidupannya dengan sang istri pada 2010. Ia tinggal di rumah dengan lantai tanah, penopang dari bambu, dan gentengnya yang tipis.
Makan seadanya dengan memanfaatkan sayur-sayuran yang tumbuh di sekitar rumah, mulai dari dedaunan, pepaya, hingga melinjo. Semua dijalani dengan rasa ikhlas dan syukur.
"Kami itu benar-benar dari nol. Anak keluarga tidak mampu. Saya anak tukang becak, istri saya anak petani. Nikah saja saya jual motor Honda GL Pro, padahal belum lunas itu kurang empat bulan, tapi kemudian saya lunasi," ujar Slamet sembari tertawa saat mengenang.
"Kami tinggal di sini, awalnya lantai masih tanah. Tembok masih bata, gentengnya tipis sekali kalau hujan kepyur-kepyur. Makan seadanya, masak sayur yang ada di sekitar seperti pepaya, melinjo," sahut sang istri.
Namun, sekarang mimpinya sedikit demi sedikit mulai terwujud. Usahanya berkembang dengan merambah tepung bakso, rumahnya lebih layak, dan bisa membeli tanah di samping rumah.
Untuk mendukung usaha sekaligus keluarga, Slamet bahkan berhasil membeli motor Scoopy hingga mobil Toyota Rush.
"Alhamdulillah kondisi sekarang. Mobil juga," jawabnya sambil tersipu.
"Awalnya mau beli colt pick-up. Terus saya pikir kalau wira-wiri sama keluarga susah, akhirnya saya lihat itu bagasinya luas. Akhirnya beli, baru dua atau tiga hari yang lalu," lanjutnya menjelaskan dengan semingah.
Meski kini sudah berkecukupan, Slamet dan Nani tak silau mata. Dirinya juga melek literasi keuangan dengan selalu menyisihkan uang untuk tabungan sekolah kedua anaknya yang masih SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama).
"Nabung buat anak, kebutuhan anak-anak sekolah sekarang kan juga banyak. Kami mulai persiapan hingga SMA, harapannya bisa sampai kuliah. Kami sedikit muluk-muluk, tapi itulah harapan," kata Nani.
Target terdekat Slamet adalah melunasi pinjaman KUR BRI, lalu memperkuat tabungan untuk kemandirian usaha.
Kebanggaan Bank BRI Terhadap Kisah Slamet
Kisah Slamet menjadi bukti nyata bahwa dukungan perbankan, khususnya lewat KUR BRI, dapat mendorong pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) bangkit, berkembang, hingga mandiri.
Dari anak tukang becak yang hanya bermodalkan ijazah SMP, kini Slamet tumbuh sebagai wirausahawan tangguh yang usahanya terus memberi manfaat bagi keluarga dan lingkungan sekitar.
Niko Adiwena, Brand Office Head BRI Yogyakarta Adisucipto, tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya melihat perjalanan Slamet dan Nani. Baginya, keberhasilan pasangan ini adalah cerminan misi BRI dalam memberikan makna bagi Indonesia.
“Tentunya kami dari BRI apabila ada nasabah yang bisa berkembang, dari hasil bantuan berupa fasilitas pinjaman, kami bangga karena sesuai dengan tujuan kami adalah bagaimana memberikan makna kepada Indonesia,” kata Niko Adiwena.
Ia menegaskan, fokus BRI bukan hanya menyalurkan pinjaman, melainkan benar-benar memberdayakan ekonomi rakyat dari lapisan bawah.
“Salah satunya memberikan kontribusi kepada UMKM dan bisa memberdayakan ekonomi masyarakat mulai dari level bawah sehingga bisa mandiri, sukses, dan taraf hidupnya meningkat setelah berhasil menggunakan fasilitas pinjaman dari BRI untuk usahanya,” imbuhnya.
Lebih jauh, pria yang pernah bertugas di BRI Branch Office Poso ini menyampaikan harapannya agar kemitraan dengan Slamet bisa terus terjaga, serta lebih banyak UMKM yang sukses ke depannya.
“Saya berharap akan lebih banyak UMKM yang sukses seperti Pak Slamet. Pesan saya kepada Pak Slamet, semoga bisa terus bekerja sama dengan BRI dan berkembang bersama BRI. Tentunya ke depannya, bisa terus bekerja sama untuk meningkatkan usahanya dan bisa menjadi mitra BRI yang baik dan setia,” tutup Niko.
Bagi Slamet, KUR BRI telah menjadi jembatan dari rumah berlantai tanah menuju usaha mandiri yang kini mampu membangun rumah, menabung, membeli tanah, dan kendaraan. Bagi BRI, kisah Slamet adalah potret nyata bagaimana sebuah pinjaman kecil bisa mengubah hidup seseorang, bahkan membuka jalan bagi lahirnya inspirasi besar bagi UMKM lain di seluruh negeri.
Tag
Berita Terkait
-
Penempatan Dana Pemerintah, BRI Fokus Salurkan Kredit untuk UMKM
-
Liga 1: Van Gastel Respon Kekalahan Perdana PSIM Yogyakarta dengan Jantan
-
Jadwal BRI Super League Akhir Pekan Ini, PSM Makassar, Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema FC
-
Goldman Sachs Naikkan Target Price BBRI Jadi Rp4.760 per Saham
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun hingga Agustus 2025
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu