Bisnis / Keuangan
Senin, 22 September 2025 | 16:29 WIB
Petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS, Jakarta, Selasa (14/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  •   Nilai tukar Rupiah melemah 0,06 persen didorong sentimen domestik dan global

  •   Kondisi politik domestik tidak kondusif menjadi pendorong pelemahan Rupiah

  •   Geopolitik Timur Tengah dan Eropa serta The Fed menekan nilai Rupiah

Suara.com - Nilai Tukar Rupiah alami pelemahan pada perdagangan Senin, 22 September 2025. Pelemahan ini didorong dari sentimen dalam maupun luar negeri.

Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah melemah ke level Rp 16.610 per 1 USD, bertambah 9,50 poin atau merosot 0,06 persen.

Pengamat Pasar Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan kondisi politik di dalam negeri yang masih belum kondusif turut andil dalam pelemahan rupiah tersebut.

Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025) [Suara.com/ANTARA]

Ditambah, dengan pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang selalu dinilai politis dan akan dibenci oleh para pelaku pasar.

"Karena kita melihat bahwa Menteri Keuangan itulah tujuannya adalah bekerja untuk memberikan satu permasalahan, satu solusi dalam permasalahan keuangan di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/9/2025).

"Akan tetapi saat ini kebanyakan Purbaya adalah memberikan solusi-solusi secara politik. Ini yang sangat disayangkan oleh pasar sehingga mata uang rupiah kembali lagi mengalami pelemahan," sambung Ibrahim.

Dari luar negeri, ia melihat, kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Eropa yang terus bergejolak juga turut memberi tekanan kepada rupiah. Apalagi dengan adanya, serangan Rusia terhadap Ukraina yang dilakukan terus menerus.

"Kemudian di Timur Tengah pun juga sekarang sedang memanas apalagi memasuki sidang umum PBB di mana banyak negara yang akan melakukan, mengakui palestinya sebagai negara," ucapnya.

Ibrahim juga memandang faktor eksternal dalam perdagangan rupiah datang dari Bank Sentral AS atau The Fed yang dikabarkan akan menurunkan kembali suku bunga acuannya.

Baca Juga: Rupiah Jebol Rp16.600, Bos BI Turun Tangan Hingga Ungkap 'Jurus' Stabilisasi'

"Nah itu yang membuat secara eksternal harga mata uang rupiah mengalami pelemahan," pungkasnya.

Load More