-
IHSG ditutup menguat 0,52% pada sesi pertama perdagangan ke level 8.081,54, didorong oleh sentimen positif di pasar.
-
Kenaikan IHSG terutama didorong oleh sektor Barang Konsumen Non-Primer, Barang Baku, dan Energi, dengan saham-saham seperti JARR, GGRM, dan BUMI sebagai pendorong utama.
-
Meskipun menguat, beberapa saham big caps seperti TLKM dan BRPT menahan laju indeks, sementara Rupiah melemah tipis terhadap Dolar AS.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali hari perdagangan dengan performa solid, berhasil melaju ke zona hijau pada penutupan sesi pertama.
Indeks ditutup menguat 0,52% atau 41,50 poin ke level 8.081,54. Penguatan ini juga diikuti oleh Indeks LQ45 yang naik 0,25% ke level 805,91, menunjukkan sentimen positif yang meluas di pasar modal.
Sepanjang sesi pagi, pergerakan IHSG berada di rentang 8.039,95 hingga 8.088,79. Aktivitas perdagangan terpantau sangat aktif dengan total nilai transaksi mencapai Rp21,72 triliun dan volume perdagangan sebanyak 38,39 miliar saham.
Sektor dan Saham Pendorong Kenaikan
Kenaikan IHSG pada sesi pertama ini sebagian besar didorong oleh performa apik dari sejumlah sektor.
Sektor Barang Konsumen Non-Primer (IDXNCYC) memimpin dengan penguatan tertinggi sebesar 2,01%, diikuti oleh Sektor Barang Baku (IDXBASIC) yang naik 1,13%, dan Sektor Energi (IDXENER) menguat 1,08%.
Di antara saham-saham yang memimpin, beberapa saham dari sektor barang konsumen non-primer menunjukkan kenaikan signifikan, termasuk JARR (+25,00%), GGRM (+17,78%), dan HMSP (+8,13%). Di sektor Barang Baku, saham-saham seperti BRMS (+8,20%), NCKL (+4,25%), dan AMMN (+1,77%) turut berkontribusi besar.
Saham-saham blue chip juga menjadi penggerak utama indeks (top leading movers), dengan BBCA naik 2,27%, BRMS melonjak 8,20%, dan AMMN menguat 1,77%.
Saham BUMI menjadi yang paling aktif diperdagangkan dari sisi nilai dan volume, dengan kenaikan impresif sebesar 12,40%.
Baca Juga: Ekonomi Hari Ini: Asing Borong, Saham CDIA dan BUMI Jadi Idola, USD 1 Tembus Rp 16.600
Sektor dan Saham yang Menahan Laju Indeks
Meskipun mayoritas sektor menguat, beberapa sektor lain justru mengalami tekanan. Sektor Infrastruktur (IDXINFRA) dan Sektor Kesehatan (IDXHLTH) tercatat hanya bergerak tipis, menunjukkan adanya sentimen campur aduk di beberapa sektor.
Sejumlah saham berkapitalisasi besar juga menjadi penahan laju indeks (top lagging movers), termasuk TLKM (-1,24%), BRPT (-1,86%), dan BBRI (-0,48%).
Di jajaran saham yang mengalami koreksi terdalam (top losers), TALF memimpin dengan penurunan 11,03%, diikuti oleh SURE (-10,54%) dan INPS (-9,84%).
Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia menunjukkan ketahanan yang baik di tengah dinamika global.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS berada di level Rp16.635, sementara harga minyak mentah dunia jenis WTI sedikit melemah ke level $61,95 per barel.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!