Bisnis / Ekopol
Kamis, 25 September 2025 | 08:52 WIB
Presiden Prabowo Subianto berpidato di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). [Handout/Sekretariat Presiden]
Baca 10 detik
  • Menurut Harris pidato tersebut menampilkan gaya diplomasi yang lugas, tegas, dan sarat makna. Ia menyebutnya sebagai "retorika khas" yang berhasil memproyeksikan wajah baru Indonesia di kancah global.
  • Poin paling menonjol dari pidato Prabowo adalah keberaniannya menyuarakan keadilan untuk Palestina.
  • Pidato ini juga dipuji karena kesederhanaan namun bobotnya. Prabowo tidak menggunakan kata-kata berliku, melainkan langsung pada intinya.

Suara.com - Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB menjadi sorotan dunia. Menurut Pakar Hukum dan Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Dr. Harris Arthur Hedar, pidato tersebut menampilkan gaya diplomasi yang lugas, tegas, dan sarat makna. Ia menyebutnya sebagai "retorika khas" yang berhasil memproyeksikan wajah baru Indonesia di kancah global.

"Inilah retorika khas yang membuat pidato Presiden Prabowo bukan hanya terdengar, tetapi juga dirasakan," ungkap Harris di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Menurut Harris, poin paling menonjol dari pidato Prabowo adalah keberaniannya menyuarakan keadilan untuk Palestina. Namun, yang menarik, Prabowo juga menyebut pentingnya menghormati keamanan Israel, sebuah "keseimbangan diplomatik yang jarang disentuh secara terbuka."

"Posisi ini menegaskan Indonesia sebagai jembatan moral yang tetap tegak di atas prinsip, tetapi tidak menutup diri dari realitas geopolitik," kata Harris.

Menurut Harris Arthur Haedar, poin paling menonjol dari pidato Prabowo adalah keberaniannya menyuarakan keadilan untuk Palestina. Foto ist

Pidato ini juga dipuji karena kesederhanaan namun bobotnya. Prabowo tidak menggunakan kata-kata berliku, melainkan langsung pada intinya, bahkan menggunakan kutipan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai landasan moral.

Lebih lanjut, Harris menyoroti penutup pidato yang diucapkan Prabowo dengan salam lintas agama: “Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Om Shanti Shanti Om, Namo Buddhaya”.

"Dalam satu tarikan napas, Prabowo memproyeksikan wajah Indonesia sebagai bangsa multikultural, religius, dan toleran," tambah Harris. Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berbicara tentang keadilan, tetapi juga menjadi contoh nyata pluralisme yang hidup di mata dunia.

Bahkan, momen ketika mikrofon sempat mati tidak menghalangi pesan Prabowo untuk tetap tersampaikan, yang oleh Harris dibaca sebagai simbol bahwa pesan kebenaran selalu menemukan jalannya.

Dampak dari pidato ini pun meluas. Media internasional menyoroti penggunaan salam "Shalom", sementara publik global melihat keberanian Prabowo menyuarakan isu Palestina tanpa retorika kosong. Yang paling mengejutkan, Presiden AS Donald Trump secara terbuka memberikan komentar positif, menilai gaya Prabowo "tegas, lugas, dan mampu merepresentasikan suara bangsa besar."

Baca Juga: SPI: Tanpa Reforma Agraria, Program Prabowo Bisa Jadi 'Beban Negara'

Menurut Harris, pujian dari pemimpin negara adidaya ini semakin memperkuat citra bahwa Indonesia, melalui Prabowo, telah tampil sebagai pemain global yang diperhitungkan. Momentum ini menandai babak baru di mana Indonesia tidak hanya menjadi peserta forum global, melainkan juga penentu arah percakapan dunia.

Load More