- VIVO dan joint venture BP-AKR (APR) bayal beli BBM dari Pertamina.
- Kandungan etanol dalam BBM Pertamina menjadi biang keroknya.
- Meski demikian Pertamina mengklaim kandungan etanol tersebut masih berada dalam ambang batas yang diperbolehkan oleh regulasi pemerintah, yaitu hingga 20%.
Suara.com - Rencana Pertamina Patra Niaga untuk menjual base fuel (BBM murni) kepada badan usaha (BU) swasta seperti VIVO dan joint venture BP-AKR (APR) berakhir tanpa hasil.
Kedua perusahaan penyalur BBM swasta tersebut secara resmi membatalkan kesepakatan pembelian, meskipun VIVO sempat menyetujui kuantitas hingga 40 ribu barel.
Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengungkapkan kegagalan negosiasi ini saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).
"VIVO membatalkan untuk melanjutkan. Akhirnya tidak disepakati lagi. Lalu tinggal APR. APR akhirnya tidak juga. Jadi tidak ada semua," kata Achmad.
Achmad menjelaskan, alasan utama pembatalan pembelian oleh SPBU swasta tersebut adalah karena base fuel Pertamina diketahui mengandung etanol sebesar 3,5%.
Padahal, menurut Pertamina, kandungan etanol tersebut masih berada dalam ambang batas yang diperbolehkan oleh regulasi pemerintah, yaitu hingga 20%.
"Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, dimana secara regulasi itu diperkenankan, etanol itu sampai jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20% etanol. Sedangkan ada etanol 3,5%," jelas Achmad. "Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut."
Senada dengan Pertamina, perwakilan VIVO Indonesia membenarkan pembatalan pembelian tersebut. Pihaknya mengatakan bahwa kegagalan itu disebabkan oleh masalah teknis.
"Memang betul kami sesuai dengan saran dari pak menteri kami telah mengadakan negosiasi dengan Pertamina untuk membeli, tapi karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan," ungkap perwakilan VIVO.
Baca Juga: Langka di Indonesia, Fitra Eri Harus 'Terbang' Demi Temukan SPBU Shell Lengkap di...
Sementara itu, negosiasi dengan SPBU Shell bahkan tidak terjalin karena adanya birokrasi internal Shell yang harus dipenuhi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi