-
IHSG dibuka melemah 0,52 persen mengikuti penurunan tajam Wall Street.
-
Pelemahan dipicu meningkatnya kembali ketegangan dagang AS dan China.
-
Harga emas dunia kembali sentuh USD 4.000, dorong aset safe haven
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meloyo di awal perdagangan, Senin 13 Oktober 2025. IHSG dibuka di zona merah ke level 8.169.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB, IHSG juga masih memerah ke level 8.215 atau menurun 0,52 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,88 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,56 triliun, serta frekuensi sebanyak 261.900 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 121 saham bergerak naik, sedangkan 436 saham mengalami penurunan, dan 399 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, ANTM, ASPI, AYLS, CDIA, COCO, CUAN, DATA, EMAS, GULA, ICBP, MLPT, MPRO.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AALI, CASS, CBDK, CBRE, DNET, DSSA, DWGL, EDGE, FILM, INKP, ITMG, JSPT.
Proyeksi IHSG
IHSG diperkirakan bergerak bearish pada perdagangan Senin (13/10/2025), dengan level support di 8.040 dan resistance di 8.325, menurut riset harian Phillip Sekuritas Indonesia.
Pelemahan bursa Asia pagi ini turut mengikuti jejak penurunan tajam di Wall Street akhir pekan lalu, seiring meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas.
Baca Juga: Crazy Rich Borong Saham CBRE? Transaksi 200 Miliar, Nama Andry Hakim Mencuat
Phillip Sekuritas mencatat, sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 2,73 persen, sementara S&P 500 turun 2,43 persen dan NASDAQ melemah 2,53 persen.
Ketegangan kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif besar-besaran terhadap barang-barang asal Tiongkok melalui unggahan di platform Truth Social, Jumat lalu.
Trump menuduh Presiden Tiongkok Xi Jinping bersikap bermusuhan dengan mengirimkan surat ke sejumlah negara yang menyebut Tiongkok akan memperketat kontrol ekspor atas elemen produksi terkait tanah jarang (rare earth).
Langkah itu memicu respons keras dari Beijing. Pemerintah Tiongkok menambah biaya pelabuhan untuk kapal asal AS, membuka investigasi anti-monopoli terhadap Qualcomm, serta menghentikan pembelian kedelai dari Amerika.
Pada Minggu, Pemerintah China menegaskan bahwa AS harus berhenti mengancam dengan tarif baru dan mendorong dilanjutkannya negosiasi perdagangan. Namun, Beijing juga memperingatkan bahwa mereka tidak akan ragu untuk membalas jika Washington tetap melakukan provokasi.
Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun lebih dari 9 basis poin ke level 4,06 persen, setelah data menunjukkan sentimen konsumen masih lemah akibat kekhawatiran terhadap pekerjaan dan inflasi tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Serapan Baru 70 Persen, Belanja Pemerintah Dikebut di 1 Bulan Terakhir 2025
-
Kuota LPG 3Kg Ditambah 350.000 Ton Tanpa Anggaran Baru
-
BI dan Kementerian Investasi Integrasikan Layanan Perizinan
-
CEO Danantara Sebut Merger GOTO dan Grab Masih Berjalan: Sinyalnya Positif
-
Forum Ekonomi KB Bank Hadirkan Tokoh Nasional Bahas Arah Ekonomi dan Investasi Jelang 2026
-
Waduh, NIlai Tukar Rupiah Diramal Tembus Rp16.800 di Akhir Tahun
-
Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen, Kalah Optimistis dari Purbaya
-
IHSG Melempem di Akhir Perdagangan Hari Ini Setelah Cetak Rekor, Apa Pemicunya
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Libur Nataru