Bisnis / Keuangan
Senin, 20 Oktober 2025 | 10:31 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia. [Antara]
Baca 10 detik
  • Dana asing keluar dari pasar keuangan RI sebesar Rp 16,61 triliun dalam sepekan.

  • Outflow terbesar terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

  • BI perkuat koordinasi dan kebijakan untuk jaga ketahanan ekonomi.

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat masih ada aliran modal asing yang keluar (outflow) dari pasar keuangan domestik selama sepekan.

Berdasarkan data transaksi pada 13 - 16 Oktober 2025, dana dari investor asing (nonresiden) tercatat jual neto sebanyak Rp 16,61 triliun.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan, kaburnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini terjadi pada semua instrumen keuangan.

Terbesar di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang kabur Rp 11,90 triliun.

"Berdasarkan data transaksi 13 – 16 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 16,61 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp 1,09 triliun di pasar saham, Rp 11,90 triliun di pasar SBN, dan Rp 3,62 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," katanya dalam siaran pers.

Lalu, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 16 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 51,24 triliun di pasar saham dan Rp 132,75 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp 17,28 triliun di pasar SBN.

Ilustrasi investor asing. [Pixabay]

Apalagi, kaburnya modal asing dari pasar keuangan Indonesia membuat nilai tukar rupiah melemah tipis di akhir pekan.

Rupiah masih tak mampu melawan kedigdayaan Dolar AS.

Selain itu, premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 80,85 basis poin (bps) per 16 Oktober 2025 dari 80,27 bps per 10 Oktober 2025.

Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia Waswas Ekonomi Global Masih Bergejolak

CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.

Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.

Untuk itu, BI terus memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia. Hal ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tandasnya.

Load More