- Harga emas di pasar spot anjlok 1,7% ke level sekitar US$4.054 per troy ounce.
- Harga emas tertekan meski sempat menguat.
- Penurunan ini disebut-sebut sebagai yang terdalam dalam sejarah perdagangan emas domestik.
Suara.com - Harga emas di pasar global tiba-tiba merosot tajam, mencapai titik terendah dalam hampir dua minggu terakhir.
Penurunan harga ini terjadi karena banyak investor mengambil keuntungan (profit taking) setelah emas mencetak rekor tertinggi, serta menjelang rilis data inflasi penting di Amerika Serikat (AS) yang akan menentukan langkah kebijakan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS).
Berdasarkan data pasar, harga emas di pasar spot anjlok 1,7% ke level sekitar US$4.054 per troy ounce.
Padahal, sehari sebelumnya, emas sempat menyentuh rekor tertinggi di US$4.381. Penurunan ini cukup mengejutkan mengingat harga emas sudah melonjak sekitar 57% sepanjang tahun ini berkat ketidakpastian politik global dan harapan penurunan suku bunga AS.
Kenapa Harga Emas Tertekan?
Harga emas sangat sensitif terhadap beberapa faktor ekonomi global, antara lain:
- Penguatan Dolar AS: Nilai tukar Dolar AS (USD) yang menguat adalah pemicu utama. Karena emas dibeli dan dijual menggunakan Dolar, ketika nilai Dolar naik, emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan global melemah dan harga emas turun. Saat ini, Indeks Dolar AS (DXY) sedang menguat, mencapai level tertinggi dalam seminggu terakhir.
- Profit Taking (Ambil Untung): Setelah harga emas melonjak tinggi dan mencetak rekor, banyak investor memilih menjual kepemilikan mereka untuk merealisasikan keuntungan. Aksi jual ini mendorong harga emas turun secara masif.
- Kebijakan Suku Bunga The Fed: Emas tidak memberikan bunga. Jika The Fed berencana menaikkan atau mempertahankan suku bunga tinggi, investasi seperti obligasi (surat utang) yang memberikan bunga akan menjadi lebih menarik bagi investor, membuat mereka beralih dari emas. Sebaliknya, jika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik.
- Optimisme Pasar dan Selera Risiko: Ketika pasar merasa optimis terhadap ekonomi global—misalnya karena membaiknya hubungan dagang antara AS dan Tiongkok—investor cenderung meninggalkan emas (aset aman) dan beralih ke aset yang lebih berisiko namun berpotensi memberikan untung lebih tinggi, seperti saham.
Penurunan harga emas dunia ini berdampak langsung pada harga emas di Indonesia. Rabu (22/10/2025) kemarin, harga Emas Antam dilaporkan turun tajam hingga Rp177.000 per gram.
Penurunan ini disebut-sebut sebagai yang terdalam dalam sejarah perdagangan emas domestik.
Harga emas lokal memang sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga internasional yang disesuaikan dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
Baca Juga: Emas Langka di Pasaran! Antam Ungkap Penyebabnya
Secara teknis, para analis melihat bahwa tekanan jual pada emas masih kuat, dan ada kemungkinan harga emas global akan bergerak menuju level psikologis US$4.000.
Hal ini berarti emas tetap menjadi aset yang dicari (safe haven), dan potensi kenaikan harga masih dapat terjadi sewaktu-waktu jika muncul gejolak politik atau ekonomi yang besar.
Sementara itu, logam mulia lain seperti Perak juga turun, namun Platinum dan Paladium justru menunjukkan penguatan tipis.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Harga Semen Naik Terus di Tengah Volume Lesu, Prospek Laba Raksasa Saham Tertekan?
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pengusaha: Kami Butuh Kepastian Regulasi
-
Vale Pastikan Proyek Nikel Morowali Hasilkan Manfaat Sosial Nyata
-
Properti Kawasan Pendidikan Melonjak, Hunian Vertikal Tawarkan Investasi Dengan Return Menarik
-
Pasar Seni Bermain 2025: Ruang Kolaborasi Seni, Game Lokal, dan Inovasi Industri Kreatif
-
TEI 2025: Punya 7 Sertifikasi, Permen Jahe Produksi Binaan LPEI Ini Berjaya di Amerika
-
Prabowo Bentuk Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah, Diisi Airlangga hingga Purbaya
-
BRI Salurkan Dana Rp55 Triliun untuk UMKM, Perkuat Likuiditas dan Ekonomi Nasional
-
Ribut-ribut Dana Pemda Ngendon di Bank, Mantu Jokowi Hingga KDM Tunjuk Menkeu Purbaya
-
Usai Dedi Mulyadi, Giliran Bobby Nasution Disentil Menkeu Purbaya