-
Penerapan mandatori B50 dipastikan tidak akan ganggu stok minyak goreng.
-
Pemerintah siapkan opsi pembatasan ekspor CPO atau terapkan DMO.
-
Bahlil optimis Indonesia tak perlu impor solar lagi di semester II 2026.
Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia memastikan penerapan bahan bakar campuran solar dengan kelapa sawit mentah (CPO) 50 persen atau B50 tidak akan mempengaruhi stok minyak goreng.
Kekhawatiran itu muncul, karena CPO yang juga menjadi bahan baku minyak goreng dialihkan seluruhnya untuk mandatori B50.
"Enggak ada isu itu. Inikan persoalannya adalah, kalau kita memakai B50, tinggal ekspor kita yang kita kurangi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujar Bahlil saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Bahlil menjelaskan, pemerintah telah mempersiapkan tiga opsi dalam mandatori B50 itu, salah satunya pembatasan ekspor CPO atau pemberlakukan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).
"Atau yang kedua, kita meningkatkan produksi dengan intensifikasi. Yang ketiga kita nambah lahan," kata Bahlil.
Bahlil belum dapat memastikan, apakah DMO yang menjadi alternatif yang dipilih guna memastikan stok CPO dalam negeri. "Kita akan lihat. Itu (DMO) salah satu alternatif," kata Bahlil.
Sebagaimana diketahui, ambisi pemerintah menerapkan mandatori B50 bertujuan menekan ketergantungan impor solar dari luar negeri. Selain itu juga sejalan dengan komitmen Net Zero Carbon pada 2060.
Bahlil optimis, jika mandatori B50 sudah diberlakukan pemerintah tidak perlu lagi mengimpor solar dari luar negeri.
"Kalau sudah keputusan B50 maka Insya Allah, kita tidak lagi melakukan impor solar pada 2026. Iya, Insya Allah pada semester II 2026," kata Bahlil kepada wartawan di JCC, Jakarta, Kamis (9/10/2025) lalu.
Baca Juga: Bahlil Apresiasi Stakeholder, Dorong Pemerataan Akses Energi Nasional
Sejauh ini penggunaan B50 dalam proses uji coba yang ketiga kali. Waktu yang dibutuhkan berkisar antara 6 sampai dengan 8 bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen