- Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini, yang melonjak sebesar 3,72%.
- Volume berhasil menembus angka psikologis, naik dari 30,47 miliar menjadi 31,61 miliar lembar saham
- Sejalan dengan volume, rata-rata nilai transaksi harian BEI juga mengalami kenaikan sebesar 1,55%, mencapai Rp22,63 triliun dari Rp22,28 triliun pada pekan sebelumnya.
Suara.com - Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 27—31 Oktober 2025 ditutup dengan dinamika yang bervariasi. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan, gairah transaksi investor justru terekam kuat, mencatatkan kenaikan signifikan pada volume dan nilai perdagangan.
Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini, yang melonjak sebesar 3,72%. Volume berhasil menembus angka psikologis, naik dari 30,47 miliar menjadi 31,61 miliar lembar saham.
Sejalan dengan volume, rata-rata nilai transaksi harian BEI juga mengalami kenaikan sebesar 1,55%, mencapai Rp22,63 triliun dari Rp22,28 triliun pada pekan sebelumnya. Data ini mengindikasikan adanya peningkatan mobilitas dana di pasar modal.
Di tengah lonjakan aktivitas transaksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru harus mengakui tekanan pasar. IHSG ditutup melemah sebesar 1,3% pada level 8.163,875, turun dari posisi pekan sebelumnya di 8.271,722.
Pelemahan indeks ini juga menyeret turun kapitalisasi pasar BEI sebesar 2,48%, dari Rp15.234 triliun menjadi Rp14.857 triliun. Penurunan kapitalisasi pasar yang lebih besar dari pelemahan indeks mengindikasikan bahwa saham-saham dengan kapitalisasi besar menjadi sasaran profit taking investor sepanjang pekan.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian juga sedikit menurun sebesar 1,79%, dari 2,37 juta kali menjadi 2,32 juta kali transaksi. Ini menunjukkan bahwa meskipun volume dan nilai transaksi naik, jumlah order atau retail trading sedikit berkurang.
Sentimen positif muncul dari pergerakan investor asing di penutupan pekan. Pada hari terakhir perdagangan, investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp1,13 triliun.
Namun, optimisme beli ini belum mampu menutupi kerugian tahunan. Secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan nilai jual bersih (net sell) yang sangat besar, mencapai Rp47,317 triliun. Hal ini menjadi tantangan bagi kestabilan fundamental pasar modal Indonesia di penghujung tahun.
Baca Juga: IHSG Naik ke 8.184 di Akhir Bulan, Pasar Saham Mulai Rebound?
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Penyaluran KUR Perumahan Tembus Rp3,5 Triliun di Akhir 2025
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Kesulitan Tembus Level Rp2,5 Juta
-
Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Harga Emas Pegadaian Hari Ini 18 Desember 2025: Galeri 24 dan UBS Naik Tajam!
-
Cara Cek Penerima PIP 2026 Melalui HP dan Jadwal Pencairan Dana
-
Jaga Daya Beli dan Inflasi Pangan, AGP Gelar Pasar Murah di 800 Titik
-
Lonjakan Penipuan Digital Jadi Alarm, Standar Keamanan Siber Fintech Diperketat
-
Indonesia Kukuhkan Diri Jadi Episentrum Blockchain & Web3 Asia Tenggara
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!