Bisnis / Keuangan
Sabtu, 08 November 2025 | 10:19 WIB
Ilustrasi Alat Berat dalam proyek Infrastruktur. [Dok PPRE].
Baca 10 detik
  • PPRE kantongi kontrak proyek baru dari anak usaha Antam di Halmahera.

  • Pekerjaan meliputi land clearing, penataan, dan pemeliharaan jalan operasional.

  • Kontrak baru PPRE naik 60 persen menjadi Rp3,2 triliun hingga semester I.

Suara.com - PT PP Presisi Tbk (PPRE) mengantongi kontrak baru dari proyek milik anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (Antam), yakni PT Sumberdaya Arindo yang berlokasi di Tanjung Buli, Halmahera Timur.

Proyek baru ini mencakup sejumlah pekerjaan utama seperti land clearing, cut and fill, pengangkatan material, trimming dan penataan area disposal, pekerjaan pavement, serta pemeliharaan jalan operasional.

Selain itu, PPRE juga dipercaya untuk membangun berbagai fasilitas pendukung keselamatan dan lingkungan sesuai standar operasional proyek.

Ilustrasi PT PP Presisi Tbk. (PPRE).

Vice President Corporate Secretary PPRE, Mei Elsa Kembaren, menegaskan kontrak baru tersebut menjadi langkah strategis bagi perusahaan dalam memperluas portofolio layanan di sektor pertambangan.

"Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik yang memenuhi standar operasional, keselamatan, dan lingkungan. Kami juga terus memperkuat kapabilitas operasional untuk mendukung industri pertambangan nasional," ujarnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip, Sabtu (8/11/2025).

Mei Elsa menambahkan, proyek ini sekaligus menegaskan kemampuan PPRE dalam mengelola proyek pertambangan yang berorientasi pada efisiensi dan keberlanjutan, terutama di kawasan timur Indonesia yang menjadi fokus ekspansi perusahaan.

Dengan tambahan kontrak baru di Halmahera Timur ini, PPRE semakin optimistis terhadap prospek bisnisnya di tahun 2025. Perseroan mencatat sejumlah raihan kontrak baru sepanjang tahun berjalan, baik dari sektor mining services maupun pekerjaan sipil, yang mendorong pertumbuhan kinerja operasional secara signifikan.

Adapun, PPRE mencatatkan kontrak baru senilai Rp 3,2 triliun hingga paruh pertama tahun 2025 naik sekitar 60 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 2 triliun.

Mayoritas dari kontrak baru tersebut berasal dari segmen jasa pertambangan dan konstruksi, yang menyumbang sekitar 89,58 persen dari total nilai kontrak.

Baca Juga: Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport

Load More