- Nilai tukar Rupiah melemah 0,12 persen ke level Rp16.714 per dolar AS, seiring pelemahan beberapa mata uang Asia lainnya.
- Pelemahan dipicu faktor global seperti ketidakpastian suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik Rusia–Ukraina.
- Dari dalam negeri, sentimen dipengaruhi belum terealisasinya rencana redenominasi Rupiah yang baru ditargetkan rampung secara regulasi pada 2026
Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Rabu (12/11/2025) dibuka di level Rp 16.714 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Hal ini membuat Rupiah melemah 0,12 persen dibanding penutupan pada Selasa yang berada di level Rp 16.694 per Dolar AS.
Beberapa juga terjadi pada mata uang Asia yang bergerak bervariasi terhadap Dolar.
Salah satunya Won Korea, mencatat pelemahan terdalam yakni 0,35 persen, disusul Baht Thailand yang melemah 0,14 persen.
Diikuti Yen Jepang melemah 0,13 persen, Dolar Taiwan melemah 0,08 persen, lalu ada Pesso Filipina melemah 0,04 perssn dan Yuan China melemah 0,01 persen terhadap Dolar AS.
Sebaliknya, sejumlah mata uang lain yang menguat pada perdagangan hari ini, antara lain Ringgit Malaysia menguat 0,3 persen, Dolar Hong Kong menguat 0,04 persen.
Dalam hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah ini disebabkan oleh dua faktor yakni dari global maupun domestik.
Sentimen global dipengaruhi pasar luar yang memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan Desember, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga: Danantara Tidak Was-was Menkeu Purbaya Mau Redenominasi Rupiah
Hal ini kemungkinan akan dirasakan oleh The Fed. Selain itu, Bank sentral juga telah meremehkan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Desember dalam pertemuannya di bulan Oktober.
Lalu, geopolitik di Eropa memanas setelah Ukraina pada akhir pekan melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap lebih banyak infrastruktur energi Rusia, yang memicu serangan balasan oleh Moskow.
Perang yang memasuki tahun ketiganya pada tahun 2025 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, terutama karena upaya AS untuk menengahi gencatan senjata gagal.
"Namun, konflik ini telah memberikan sedikit dukungan terhadap harga minyak, terutama karena serangan Ukraina mengganggu produksi energi Rusia, sementara AS berusaha memaksa Moskow untuk melakukan gencatan senjata dengan sanksi yang lebih berat terhadap industri minyaknya," bebernya.
Sedangkan dari sentimen domestik dipengaruhi oleh kebijakan Kemenkeu mengenai redenominasi atau pemangkasan tiga digital nol di Rupiah belum akan terealisasi dalam waktu dekat, termasuk pada 2026.
Karena kebijakan tersebut sepenuhnya ada di tangan Bank Indonesia selaku otoritas moneter, meskipun telah menjadi bagian dari rencana strategisnya untuk menuntaskan landasan hukum redenominasi pada 2026-2027.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember