- Rupiah melemah 0,22% ke level Rp16.744 per dolar AS, dipengaruhi faktor global dan domestik.
- Ketegangan ekspor teknologi AS–China pasca pernyataan Donald Trump soal chip Nvidia memicu kekhawatiran pasar.
- Inflasi Oktober 2025 naik ke 0,28% bulanan dan 2,86% tahunan, didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan dan cabai merah
Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada pagi hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Rabu (5/11/2025) dibuka di level Rp 16.744 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Hal ini membuat Rupiah terkoreksi 0,22 persen dibanding penutupan pada Selasa yang berada di level Rp 16.708 per Dolar AS.
Beberapa juga terjadi pada mata uang asia yang bergerak bervariasi terhadap Dolar.
Salah satunya, Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ambles 0,49 persen.
Sedangkan, Yen Jepang jadi yang terbaik dengan apresiasi 0,37 persen dari Dolar Amerika Serikat.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, pelemahan rupiah disebabkan dua faktor dari global dan domestik.
Salah satunya, faktor global disumbang oleh ketegangan Ekspor Teknologi AS-China Menjadi Sorotan Setelah Presiden AS Donald Trump.
Sebab, chip Blackwell tercanggih Nvidia akan dicadangkan untuk penggunaan domestik.
Baca Juga: 25 Kode Redeem FF Hari Ini 5 November 2025: Skin Evo Gun Gratis Di Depan Mata
Trump mengatakan, dalam wawancara "60 Minutes" bahwa chip AI Blackwell akan "tetap berada di AS" dan tidak akan dijual ke China.
Menggarisbawahi kegigihan kontrol ekspor teknologi bahkan setelah gencatan senjata perdagangan sementara dicapai minggu lalu.
"Komentar tersebut membuat pelaku pasar kembali was-was, memicu kekhawatiran baru atas gangguan rantai pasokan dan pertumbuhan sektor teknologi China," bebernya.
Sedangkan dalam sektor internal yakni BPS melaporkan bahwa tingkat inflasi Oktober 2025 mencapai 0,28 persen secara bulanan (month to month/MtM), naik dari posisi September 2025 yang senilai 0,21 persen.
Secara tahunan Indonesia mencatatkan inflasi 2,86 persen (YoY) per Oktober 2025, naik dari September 2025 dengan inflasi 2,65 persen (YoY).
Secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 2,10 persen.
Berita Terkait
-
Satu Tahun Kinerja Prabowo - Gibran, Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS
-
Rupiah Terkapar Lemah Lawan Dolar AS Jelang Akhir Pekan, Ini Pendorongnya
-
Rupiah Ditutup Meriang Sore Ini Lawan Dolar Amerika, Sentuh Level Rp 16.581
-
Rupiah Dibuka Perkasa Lawan Dolar AS, Didorong Sentimen Ini
-
2 Faktor Pendorong Kurs Rupiah Menguat Hari Ini, Tembus Rp16.603 per Dolar AS
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar