-
Rupiah dibuka melemah ke level Rp16.738 per dolar AS, turun 0,38% dibanding hari sebelumnya.
-
Pelemahan Rupiah dipicu faktor global, terutama sikap hati-hati The Fed setelah pemangkasan suku bunga.
-
Dari dalam negeri, PMI manufaktur Indonesia naik ke 51,2, menandakan ekspansi sektor manufaktur tetap berlanjut.
Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada pagi hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar spot sore Selasa (4/11/2025) dibuka di level Rp 16.738 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Hal ini membuat Rupiah terkoreksi 0,38 persen dibanding pembukaan pada Senin pagi yang berada di level Rp 16.676 per Dolar AS.
Hal itu juga terjadi pada mata uang asia bergerak bervariasi terhadap Dolar.
Salah satunya Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ambles 0,56 persen. Disusul, Dolar Taiwan yang anjlok 0,29 persen.
Diikuti, Baht Thailand yang turun 0,18 persen dan Ringgit Malaysia terkoreksi 0,16 persen. Lalu ada Dolar Singapura yang tertekan 0,1 persen.
Berikutnya ada Yen Jepang terdepresiasi 0,07 persen dan Yuan China terkoreksi 0,04 persen.
Diikuti, dolar Hongkong yang melemah tipis 0,02 persen. Sedangkan Peso Filipina menjadi satu-satunya mata uang di Asia yang menguat setelah naik 0,09 persen terhadap the greenback.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, pelemahan Rupiah disebabkan dua faktor dari global dan domestik.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah Senin Sore Ini
Salah satunya, The Fed telah memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, namun komentar Ketua Fed Jerome Powell telah meredam optimisme investor.
Nada kehati-hatiannya, yang juga disuarakan oleh pejabat The Fed lainnya, telah mendorong pasar untuk mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga lagi pada Desember 2025.
Dengan kondisi tersebut, indeks Dolar AS bertahan di dekat level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Dari dalam negeri, ekspansi manufaktur Indonesia berlanjut dalam tiga bulan terakhir.
Pada Oktober 2025, Purchasing Managers Index atau PMI manufaktur Indonesia mencapai level 51,2 atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 50,4.
Laporan terbaru S&P Global melaporkan angka PMI menunjukkan kondisi manufaktur yang stabilnya dari segi produksi, peningkatan aktivitas pembelian, serta penyerapan tenaga kerja.
Berita Terkait
-
Rupiah Ditutup Meriang Sore Ini Lawan Dolar Amerika, Sentuh Level Rp 16.581
-
Rupiah Dibuka Perkasa Lawan Dolar AS, Didorong Sentimen Ini
-
2 Faktor Pendorong Kurs Rupiah Menguat Hari Ini, Tembus Rp16.603 per Dolar AS
-
Rupiah Kembali Perkasa Lawan Dolar Amerika, Sentuh Level Rp 16.563
-
Rupiah Masih Loyo Lawan Dolar Amerika Serikat di Sore Ini
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi