- Rupiah menguat 0,04 persen pada Rabu (26/11/2025) dibuka pada level Rp 16.649 per Dolar Amerika Serikat.
- Penguatan Rupiah didorong faktor global mengenai ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed Desember.
- Faktor domestik berasal dari harapan Prabowo agar APBN 2027 atau 2028 tidak lagi mengalami defisit.
Suara.com - Nilai tukar Rupiah terus berada di zona hijau pada hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Rabu (26/11/2025) dibuka di level Rp 16.649 dolar Amerika Serikat (AS).
Tentunya, Rupiah terus bangkit 0,04 persen dibanding penutupan pada Selasa yang berada di level Rp 16.657 per Dolar AS.
Beberapa mata uang Asia menunjukkan fluktuatif terhadap Dolar.
Won Korea Selatan menjadi mata uang yang paling tinggi melonjak 0,47 persen.
Diikuti Ringgit Malaysia juga melesat 0,08 persen.
Berikutnya, Baht Thailand yang terapresiasi 0,02 persen. Disusul, Dolar Taiwan yang menguat 0,32 persen.
Lalu, Dolar Singapura yang sama-sama menanjak 0,01 persen. Diikuti oleh Peso Filipina yang akhirnya menghijau 0,14 persen.
Sedangkan, Dolar Hongkong merosot 0,02 persen. Selanjutnya ada Yen Jepang yang terkoreksi 0,11 persen dan Yuan China melemah tipis 0,1 persen.
Dalam hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan Rupiah ini disebabkan oleh dua faktor, yakni dari global maupun domestik.
Baca Juga: Rupiah Meroket Hari Ini, Ini 2 Faktor Rahasia yang Bikin Dolar AS Babak Belur
Salah satunya, faktor global mengenai sentimen pelaku pasar tampaknya yakin bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember seiring terus mengalirnya data ekonomi AS.
Hal tersebut terlihat dari komentar dovish para pejabat Federal Reserve yang meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember.
"Saat ini Pelaku pasar bersiap untuk data ekonomi AS terbaru untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter," bebernya.
Selain itu, AS dan Ukraina terlihat bekerja sama dalam kesepakatan damai Rusia. Para pejabat AS dan Ukraina terlihat bekerja sama untuk menyusun rencana komprehensif guna mengakhiri perang dengan Rusia, menurut laporan pada hari Senin.
Keduanya juga mengumumkan rencana yang telah direvisi setelah perundingan damai di Jenewa pada hari Minggu, meskipun hanya sedikit detail yang dibagikan.
Washington awal bulan ini telah mengungkapkan rencana 28 poin yang bertujuan untuk mengakhiri perang, meskipun proposal tersebut dikritik karena sangat condong ke kepentingan Rusia.
Berita Terkait
-
Rupiah Kalah dari Semua Mata Uang Asia, Ada Apa dengan Ekonomi RI?
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah Rabu Sore, Ini Pemicunya
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
KB Bank Perkokoh Kualitas Aset melalui Kerja Sama Sukuk dengan TBS Energi Utama
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
Bankir Ini Nilai Penggunaan AI Jadi Masa Depan Industri Keuangan
-
Operasional KRL Sampai Jam Berapa di Malam Tahun Baru? Simak Jadwalnya
-
Aguan dan Salim Mau Ciptakan Kawasan Bisnis Tepi Laut
-
Meski Banyak Tekanan Pasar Properti Tetap Tumbuh, Didukung Kebijakan Pemerintah
-
OJK: Minat Investor Asing ke Sektor Perbankan Masih Tinggi, Ini Faktornya
-
APINDO Ingatkan Pemerintah Tak Ulangi Kekacauan Penetapan UMP Tahun Lalu: Harus Pakai Formula!
-
Harga Emas Kompak Naik! Cek Rincian Terbaru Logam Mulia di Pegadaian Hari Ini
-
Riset: 77 Persen UMKM Masih Lakukan Pencatatan Keuangan Secara Manual