- IHSG mengawali pekan Senin, 1 Desember 2025, menguat 0,47 persen mencapai 8.548 didukung data ekonomi domestik positif.
- Indeks manufaktur PMI November 2025 naik menjadi 53,3, sementara surplus neraca perdagangan menyempit menjadi USD 2,4 miliar.
- Sektor saham consumer cyclical memimpin kenaikan, sementara IHSG diprediksi konsolidasi pada rentang 8.500 hingga 8.600.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengawali pekan dengan penguatan setelah ditutup naik ke level 8.548 atau melesat 0,47 persem pada perdagangan Senin, 1 Desember 2025.
Kenaikan ini terjadi di tengah reaksi positif investor terhadap sejumlah data ekonomi domestik yang dirilis sepanjang hari.
Menurut riset harian Phintraco Sekuritas, saham-saham sektor consumer cyclical memimpin penguatan, sementara sektor properti menjadi yang paling tertekan.
"Penguatan IHSG berlangsung di tengah pasar regional yang bergerak variatif akibat tekanan data ekonomi global," tulis Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya.
Investor mencermati rilis Indeks manufaktur PMI Indonesia untuk November 2025 yang naik menjadi 53,3, meningkat dari 51,2 pada Oktober dan menjadi level tertinggi sejak Februari 2025. PMI tercatat empat bulan berturut-turut berada di zona ekspansif, menandakan aktivitas manufaktur terus menguat.
Di sisi lain, surplus neraca perdagangan Oktober 2025 tercatat menyempit menjadi USD 2,4 miliar, turun dari USD 4,34 miliar pada September.
Ini merupakan surplus terkecil sejak April 2025, dipengaruhi oleh penurunan ekspor sebesar 2,31 persen YoY, penurunan pertama sejak Maret 2024.
Penurunan ekspor tersebut terutama dipicu melemahnya permintaan dari AS dan China, serta berkurangnya permintaan dari Jepang dan India.
Sementara itu, inflasi November 2025 juga menunjukkan perbaikan. Inflasi bulanan melambat menjadi 0,17 persen MoM dari 0,28% sebelumnya, sedangkan inflasi tahunan turun menjadi 2,72 persen YoY dari 2,86 persen pada Oktober 2025.
Baca Juga: Saham-saham Ini Jadi Bidikan Danantara
Secara teknikal, Phintraco Sekuritas mencatat adanya penyempitan histogram positif pada indikator MACD, sementara Stochastic RSI bergerak menuju area oversold.
Kondisi ini membuat IHSG berpotensi melanjutkan pola konsolidasi di rentang 8.500–8.600.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 44,64 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 21,92 triliun, serta frekuensi sebanyak 2,58 juta kali.
Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 335 saham bergerak naik, sedangkan 397 saham mengalami penurunan, dan 224 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada Hari ini diantaranya, BBCA, CBDK, COIN, CTBN, DSSA, ENRG,, FILM, IGAR, INDY, JPFA, MORA. MPRO.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AMMN, APIC, ASII, BLUE, CMRY, DAYA, DNET, DUTI, IBST, ITMG, LIFE, MLPT.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Mengenal 15 Istilah dalam SIKS Validasi DTKS untuk Penyaluran Bansos
-
Jamin Stok BBM Aman di Aceh, BPH Migas Minta Jangan 'Panic Buying'
-
Pengamat Nilai Proyek RDMP Balikpapan Bisa Percepat Hilirisasi Migas
-
Luhut Ikut Bangun Bandara IMIP: Itu Fasilitas untuk Investor Nikel China, Bukan Ancaman Kedaulatan
-
Bos Garuda Sebut Semua Gaji Direksi Sepakat Dipotong 10 Persen
-
Insentif Otomotif 2026 Belum Jelas, Pemerintah Klaim Industri Sudah Kuat
-
PT KPBI Raih Izin Kelola Sistem Resi Gudang dari Bappebti
-
Rupiah Cuma Menguat Sejengkal, tapi Tetap Lebih Perkasa dari Dolar AS
-
Menko Airlangga: Gempuran Mobil Listrik Paksa Produsen Konvensional Banting Harga
-
Airlangga Gaspol Kejar Tarif Impor AS 0 Persen, Demi Selamatkan 5 Juta Pekerja RI