Bisnis / Keuangan
Selasa, 02 Desember 2025 | 08:07 WIB
Pekerja menggoperasikan forklif menyusun aluminium ingot di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Selasa (2/9/2025). PT Inalum menargetkan produksi aluminium sebesar 280.000 ton pada tahun 2025. [Antara/Yudi Manar]
Baca 10 detik
  • PT Inalum mencapai penjualan aluminium 236.517 ton hingga Oktober 2025, melebihi target RKAP 102,4 persen.
  • Peningkatan penjualan didorong permintaan domestik (76%) dari sektor seperti otomotif dan ekspor ke Malaysia.
  • Inalum sedang fokus mengembangkan kapasitas melalui pembangunan pabrik alumina dan smelter kedua di Mempawah.

Suara.com - PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum mencatat volume penjualan aluminium mencapai 236.517 ton hingga Oktober 2025. Capaian ini melampaui target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) atau 102,4 persen dari 231.034 ton.

Pencapaian ini juga meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan 227.114 ton.

Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, mengungkapkan lonjakan penjualan ini imbas dari hubungan yang baik antara perusahaan dan para customer.

"Kami ucapkan terima kasih kepada para pemangku kebijakan dan praktisi industri yang terus menjaga ekosistem pasar aluminium tetap kondusif dan penuh optimisme," ujarnya di Jakarta, Selasa (2/12/2025).

PT Inalum (Indonesia Asahan Alumunium)

Pertumbuhan penjualan Inalum sepanjang tahun 2025 tidak lepas dari meningkatnya permintaan dari berbagai sektor industri dalam negeri, termasuk sektor ekstrusi, otomotif, kabel, hingga industri lembaran aluminium.

Produk utama Inalum seperti Ingot G1 masih menjadi kontributor terbesar penjualan, disusul produk-produk lainnya seperti Ingot S1B, Alloy, Billet, Molten, dan Ingot S2.

Pada saat yang sama, pasar ekspor juga menunjukkan performa yang stabil dengan Malaysia menjadi negara tujuan terbesar, diikuti Korea Selatan, Jepang, China, India, Thailand, serta sejumlah negara lainnya.

Secara keseluruhan, 76 persen penjualan dialokasikan untuk pasar domestik, sementara 24 persen lainnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
 
Direktur Pengembangan Usaha Inalum, Arif Haendra, menjelaskan bahwa kinerja penjualan yang melampaui target menjadi momentum penting dalam menyongsong tahun mendatang.

Menurutnya, penjualan yang berjalan baik di pasar domestik maupun ekspor membuktikan bahwa strategi bisnis perusahaan berada pada arah yang tepat.

Baca Juga: Inalum Akan Ambil Alih Tambang Bauksit Antam

"Kami berharap dukungan dari seluruh pihak dapat terus terjaga sehingga Inalum mampu mempertahankan stabilitas dan mencapai kinerja yang lebih baik pada tahun 2026," kata Arif.

Strategi Inalum

Menjelang pergantian tahun, Inalum juga menegaskan komitmennya untuk memperkuat industri aluminium nasional melalui berbagai langkah strategis.

Perusahaan tengah mempersiapkan pengembangan pabrik pemurnian Alumina, SGAR Phase 2 guna meningkatkan kapasitas hingga 2 juta ton Alumina Pertahun, dan pembangunan smelter kedua di Mempawah, sebagai bagian penting dari integrasi rantai pasok aluminium nasional.

Tak hanya itu peningkatan kapasitas produksi di Smelter Kuala Tanjung, juga dilakukan melalui pembangunan Potline 4.

Ketiga program strategis ini diharapkan dapat menjadi fondasi transformasi jangka panjang Inalum dalam mewujudkan industri aluminium Indonesia yang mandiri, kompetitif, dan berkelanjutan.

Load More