- Investor asing mencatatkan beli bersih signifikan Rp453,8 miliar pada perdagangan BEI Selasa (2/12/2025).
- Beli bersih asing menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi baru 8.617.
- Saham CDIA, BRMS, dan ASII menjadi pilihan utama pembelian agresif investor global hari itu.
Suara.com - Investor asing akhirnya membalikkan arah transaksi mereka di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa (2/12/2025), dengan mencatatkan transaksi beli bersih (net buy) yang signifikan.
Aksi beli masif ini menjadi penopang utama lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang berhasil ditutup menguat 68,25 poin atau 0,8% ke level 8.617, sekaligus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru.
Net buy asing di seluruh pasar hari ini mencapai Rp453,8 miliar. Meskipun demikian, total transaksi jual bersih (net sell) asing sepanjang tahun berjalan masih berada di level Rp29,2 triliun, berdasarkan data BEI.
Total nilai transaksi hari ini mencapai Rp21,8 triliun, dengan 396 saham menguat, 290 saham turun, dan 270 saham stagnan.
Saham Pilihan Asing: CDIA, BRMS, dan ASII Diserbu
Investor global menunjukkan keagresifan dengan memborong sejumlah saham utama, terutama yang bergerak di sektor strategis:
CDIA (PT Chandra Daya Investasi Tbk): Mencatat net buy terbesar di pasar reguler, mencapai Rp239 miliar.
BRMS (PT Bumi Resources Minerals Tbk): Menjadi target beli asing dengan nilai net buy sebesar Rp141,8 miliar.
ASII (PT Astra International Tbk): Turut diborong dengan net buy senilai Rp135,7 miliar.
Baca Juga: CBDK Mendadak Diborong: Harga Saham Naik Drastis, Apa Penyebabnya?
Sebaliknya, aksi jual bersih (net sell) terbanyak oleh investor asing justru melanda saham-saham sektor konsumen dan kesehatan, yaitu:
ICBP (PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk): Mencatat net sell mencapai Rp210,3 miliar.
KLBF (PT Kalbe Farma Tbk): Mengalami net sell asing sebesar Rp125,4 miliar.
FILM (PT MD Entertainment Tbk): Mencatat net sell senilai Rp104,6 miliar.
Kenaikan IHSG kali ini didukung oleh mayoritas sektor saham yang ditutup menguat. Sektor yang mencatatkan penguatan paling tinggi adalah Sektor Perindustrian, melesat hingga 2,7%.
Penguatan signifikan juga terjadi pada sektor-sektor lain:
Sektor Barang Konsumen Primer (2,4%)
Sektor Infrastruktur (1,8%)
Sektor Transportasi (1,16%)
Sektor Keuangan (1,11%)
Sektor Barang Baku (1,05%)
Penguatan juga terjadi di Sektor Properti (0,8%), Sektor Energi (0,5%), dan Sektor Barang Konsumen Non-Primer (0,2%). Pelemahan hanya melanda Sektor Kesehatan (0,7%) dan Sektor Teknologi (0,5%).
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
Bandara IMIP Dicabut Statusnya, Menteri Investasi: Investor Butuh Kepastian, Bukan Label
-
PGAS-GIAA Kirim 3 Ton Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera, Aceh Jadi Fokus Utama
-
Bahlil Relaksasi Aturan Beli BBM Pakai Barcode di Sumatra-Aceh
-
Viral BSU Cair Rp 600.000 Dibayar Sekaligus Tahun 2025, Cek Faktanya
-
Kenaikan Harga Emas Mulai Rasuki Inflasi RI
-
Tujuh Anak Usaha PHE Masuk 10 Besar Produsen Minyak, Pakar: Grade A Migas Memang Ada di Hulu
-
Kemenkeu Waspadai Inflasi Pangan Akhir Tahun Imbas Cuaca Ekstrem
-
Rupiah Menguat di Penutupan Pasar, Sentimen The Fed dan Kebijakan BI Jadi Penopang
-
Kemenkeu Klaim Ekonomi Indonesia Menguat, dari Permintaan Domestik hingga Kinerja Ekspor