Bisnis / Makro
Rabu, 03 Desember 2025 | 20:04 WIB
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan bahwa seluruh layanan kedaruratan ini dijalankan dengan anggaran operasional reguler yang sudah tersedia di masing-masing SPPG. Foto Antara.
Baca 10 detik
  • 276 SPPG di Sumatera beroperasi sebagai dapur darurat bagi pengungsi bencana.

  • Pendanaan dapur darurat tetap memakai anggaran rutin virtual account SPPG.

  • BGN siapkan layanan gizi harian tanpa tambahan anggaran khusus bencana.

Suara.com - Sebanyak 276 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di tiga provinsi Sumatera resmi beroperasi sebagai dapur darurat untuk memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi yang terdampak banjir dan longsor.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan bahwa seluruh layanan kedaruratan ini dijalankan dengan anggaran operasional reguler yang sudah tersedia di masing-masing SPPG.

Menurut Dadan, SPPG merupakan infrastruktur pemerintah yang paling siap mendukung masyarakat ketika bencana terjadi. Di Aceh, terdapat 81 SPPG yang saat ini melayani pengungsi, sementara 80 lainnya tetap beroperasi normal. Di Sumatera Utara, sebanyak 129 SPPG aktif menyediakan makanan bagi pengungsi, dan di Sumatera Barat terdapat 66 SPPG dengan fungsi serupa.

“Jadi total seluruhnya ada 276 SPPG yang masih melayani pengungsi,” ujar Dadan di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Pendanaan dapur darurat juga dipastikan tetap berjalan melalui anggaran rutin yang tersimpan dalam virtual account tiap SPPG. Dana ini bersifat otomatis dapat digunakan untuk kegiatan harian maupun respons bencana.

“Ketika terjadi bencana, anak sekolah kan libur. Sementara banyak pengungsi itu juga anak-anak sekolah, jadi tetap harus kita layani,” jelas Dadan.

Meski demikian, layanan makanan untuk masyarakat terdampak bencana tetap mengacu pada skema reguler, yaitu pemberian porsi sekali per hari. Belum ada tambahan anggaran khusus untuk penanganan bencana. Dadan mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan penyesuaian anggaran jika kondisi di lapangan terus berkembang. “Nanti kita lihat,” tutupnya.

Load More