-
Pemerintah buka akses lebih luas untuk posisi Ahli Gizi di SPPG.
-
Percepatan tenaga MBG penting capai target 82,9 juta penerima.
-
Empat jurusan tambahan kini boleh isi posisi Ahli Gizi.
Suara.com - Pemerintah membuka peluang lebih luas bagi lulusan di luar jurusan gizi untuk mengisi posisi Ahli Gizi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kebijakan ini diambil untuk mempercepat pemenuhan tenaga profesional dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terus berkembang.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengatakan kebutuhan tenaga ahli tidak mungkin terpenuhi jika hanya mengandalkan lulusan baru program studi gizi. Tingginya kebutuhan di lapangan membuat pemerintah harus mengambil langkah adaptif.
“Kalau ahli gizi nggak ada, boleh juga sekarang sarjana kesehatan masyarakat. Kan dia juga belajar gizi. Sama sarjana teknologi pangan, itu kan belajar gizi juga,” ujar Zulhas usai rapat koordinasi terbatas di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta.
Zulhas menjelaskan, percepatan pemenuhan tenaga menjadi krusial mengingat cakupan MBG semakin luas. Hingga kini terdapat 16.630 SPPG yang melayani 47,2 juta penerima manfaat, jumlah yang baru mencakup separuh dari target nasional.
Pemerintah mendorong pembentukan SPPG baru, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) agar target 82,9 juta penerima manfaat pada Maret 2026 dapat tercapai.
Meski posisi Ahli Gizi kini dapat diisi dari berbagai jurusan, Zulhas menegaskan prinsip utama program tidak berubah. Lulusan dari luar jurusan gizi tetap harus berkoordinasi dengan tenaga gizi profesional.
“Bisa sarjana gizi diganti. Kalau nggak cukup, masa kita nunggu mereka lulus dulu. Tapi harus dari sarjana kesehatan,” lanjutnya.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa posisi Ahli Gizi merupakan salah satu dari tiga pilar utama yang tidak bisa dihilangkan.
“Tiga pilar itu adalah SPPG, Ahli Gizi, dan akuntan. SPPG tidak bisa jalan tanpa tiga pilar utama ini,” ujarnya.
Baca Juga: Akses Darat Mulai Normal, Bantuan Pangan Korban Banjir di Aceh Tamiang Dipercepat
Menurut Dadan, posisi Ahli Gizi kini dapat diisi oleh lulusan dari empat program studi tambahan, yaitu:
- Sarjana Kesehatan Masyarakat
- Sarjana Teknologi Pangan
- Sarjana Pengolahan Makanan
- Sarjana Keamanan Pangan
Meski demikian, ia menegaskan bahwa profesi ahli gizi tetap vital dalam keseluruhan sistem MBG.
Zulhas menutup dengan menekankan bahwa perluasan kualifikasi bukan pengurangan standar, melainkan percepatan pemenuhan kebutuhan teknis.
“Sarjana itu otomatis ahli gizi, bukan berarti ahli gizi tak penting. Ahli gizi tetap wajib ada,” tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
Terkini
-
IESR: Pernyataan Hashim Soal Fosil Bertentangan dengan Komitmen Energi Prabowo
-
OVO Tutup 2025 dengan Pertumbuhan Positif, Perluas Akses Inklusi Keuangan bagi Pengguna dan UMKM
-
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Diramal Meleset dari Target APBN
-
Admedika Bangun Sistem Bridging Real-Time: Percepat Proses Layanan dan Klaim di Bethsaida Hospital
-
Pelaksanaan Program Pemagangan Nasional di Telkom Ditinjau Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
-
BEI Akui Terima Laporan Dugaan Hilangnya Dana Nasabah Mirae Rp71 Miliar
-
Perubahan Aturan Saham Disetujui DPR, Ambang Batas Free Float Jadi 10-15 Persen
-
Penerimaan Bea Cukai Jakarta Capai Rp 11,4 Triliun
-
Ekonom Bank Mandiri Ungkap Rahasia Ekonomi RI Tetap Kuat
-
ESDM: Batu Bara Masih Jadi Penyumbang Terbesar PNBP Sektor Minerba