Bisnis / Keuangan
Rabu, 10 Desember 2025 | 18:29 WIB
PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 9 Juli 2025.
Baca 10 detik
  • Saham COIN terbang 3.990 persen sejak IPO; anjlok 11,28 persen hari ini pasca kabar Arsari Group masuk.
  • Arsari Group (Hashim Djojohadikusumo) akuisisi COIN, sinyal kepercayaan besar pada industri kripto RI.
  • Investasi ini bertujuan memperkuat kedaulatan digital dan menjadikan COIN pusat inovasi aset digital OJK.

Suara.com - Industri aset digital Indonesia memasuki babak super charged. Saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN), emiten ekosistem bursa kripto, menjadi pembicaraan hangat di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah konglomerasi besar di bawah komando Hashim Djojohadikusumo resmi mengakuisisi kepemilikan.

Meskipun kabar masuknya Arsari Group perusahaan investasi multisektor milik adik Presiden Prabowo Subianto membuat saham COIN anjlok 11,28 persen ke level Rp4.090 pada penutupan Rabu (10/12/2025), hal ini tidak mengubah fakta fenomenal dimana sepanjang tahun 2025, saham COIN telah meroket hingga 3.990 persen dari harga IPO Rp100 per saham pada 9 Juli 2025.

Bahkan dalam enam bulan terakhir, saham emiten ini sudah melambung 2.929,63 persen, menjadikannya salah satu flying stock paling agresif di BEI.

Aksi korporasi yang dilakukan melalui entitas investasinya, PT Arsari Nusa Investama, bukan sekadar investasi biasa. Masuknya Arsari Group ke platform aset digital COIN dianggap sebagai sinyal kepercayaan institusional yang kuat terhadap masa depan crypto dan teknologi blockchain di Indonesia. Hal ini sekaligus mempertegas posisi strategis Indonesia sebagai salah satu pasar aset kripto terbesar di dunia dengan 18 juta lebih pengguna.

Wakil Direktur Utama Arsari Group, Aryo P.S. Djojohadikusumo, menegaskan investasi ini adalah dukungan nyata terhadap transformasi digital nasional.

“Kami melihat COIN memiliki fondasi kuat serta ekosistem yang lengkap dan paling siap untuk menjadi katalis dalam membangun dan mengembangkan industri aset digital nasional, termasuk aset kripto dengan mengedepankan tata kelola yang baik,” ujar Aryo.

Keputusan investasi ini didasari oleh ekosistem COIN termasuk anak usahanya, CFX dan ICC yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Aryo menambahkan, investasi ini fokus pada pembangunan kedaulatan digital Indonesia yang mampu menciptakan inovasi dan nilai tambah.

Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, menyambut baik langkah strategis ini. Ia optimistis kehadiran Arsari Group akan memberikan nilai tambah signifikan, terutama dalam memperkuat tata kelola korporasi skala besar dan yang paling penting, meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri aset digital secara umum.

Dengan jaringan global dan keahlian lintas sektor Arsari Group, COIN diharapkan dapat mempercepat pengembangan produk inovatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan membantu Indonesia mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Daftar Pemegang Saham Superbank (SUPA), Ada Raksasa Singapura dan Grup Konglo

Langkah ini diharapkan dapat mendorong Indonesia melangkah lebih jauh, dari sekadar konsumen teknologi global menjadi produsen inovasi digital yang berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi, memanfaatkan total nilai transaksi kripto domestik yang menembus Rp409,56 triliun.

Load More