- Kelangkaan BBM terjadi pada SPBU swasta (Shell, BP-AKR, Vivo) sejak Agustus 2025, selesai sementara dengan pembelian dari Pertamina November ini.
- Penyebab utama kelangkaan adalah regulasi ESDM baru yang membatasi periode impor BBM swasta menjadi enam bulan.
- Konsumen beralih ke SPBU swasta karena sentimen positif publik, mendorong lonjakan permintaan di luar kuota impor yang tersedia.
Sementara Pertamina hanya mendapatkan sentimen positif sekitar 6 persen.
Di saat yang sama, Indef menemukan bahwa pangsa pasar SPBU swasta - khusus untuk BBM nonsubsidi - melonjak meski jumlah SPBU mereka sangat minim. Market share SPBU swasta naik menjadi 15 persen di periode Januari - Juli 2025, dari hanya 11 persen di 7 bulan pertama 2024. Di saat yang sama, market share Pertamina turun dari 89 persen ke 85 persen.
"Pertumbuhan ini menunjukkan pergeseran konsumen dari Pertamina ke swasta dalam segmen non-subsidi," terang Indef dalam studinya.
"Tingginya kepercayaan publik ini mendorong brand switching, sehingga permintaan BBM non-subsidi di SPBU swasta melonjak lebih cepat daripada kapasitas kuota impor yang tersedia," lanjut Indef.
Solusi 2026?
Kondisi kelangkaan BBM yang terjadi tahun ini diprediksi akan terulang di 2026. Yannes mengatakan jika ingin kondisi di 2026 berbeda, maka kuota untuk SPBU swasta tidak boleh dibatasi ketat.
"Kalau mau adil, harusnya kuota (SPBU swasta) harus ditambah," kata Yannes.
Tapi yang tak kalah penting menuru Yannes adalah Pertamina harus bisa kembali merebut kepercayaan konsumen.
"Kalau mau bicara fair trade harusnya Pertamina juga fight di kualitas dong. Bukan main monopoli, main kunci, main kunci kuota dan sebagainya," lanjut dia.
Baca Juga: Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
Sementara Fahmy menekankan perlunya perubahan peraturan yang membatasi impor BBM SPBU swasta.
"Menurut saya yang pertama peraturan yang menyusahkan untuk impor kembalikan kembali satu tahun, sehingga cukup waktu melakukan impor dari sumber mana pun," tegas dia.
Kementerian ESDM sendiri, pada Rabu (10/12/2025) mengaku tengah membahas volume kuota impor BBM SPBU swasta. Tercatat, Shell, Vivo hingga BP-AKR telah mengajukan kebutuhan kuota kebutuhan BBM untuk tahun 2026.
Dirjen Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengaku tengah menelaah volume yang diajukan, sebelumnya nantinya dipaparkan di hadapan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.
"Tadi pagi, saya sedang rapat sama tim untuk paparan dulu di depan Pak Menteri, opsi-opsinya seperti apa," kata Laode.
Laode belum merinci berapa volume impor yang akan diberikan kepada badan usaha swasta. Angka pastinya, bakal diumumkan pada pekan depan.
Berita Terkait
-
Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!
-
Bencana Sumatera Jadi Pertimbangan ESDM Terapkan Mandatori B50 di 2026
-
Purbaya Mau Ubah Skema Distribusi Subsidi, Ini kata ESDM
-
Krisis BBM Meluas di Tapanuli Akibat Bencana Banjir Sumatera
-
Bahlil Relaksasi Aturan Beli BBM Pakai Barcode di Sumatra-Aceh
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!