Bisnis / Makro
Senin, 22 Desember 2025 | 17:26 WIB
Infranexia yang merupakan identitas baru PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) sebagai penyedia Wholesale Fiber Connectivity. (Dok: Telkom)
Baca 10 detik
  • PT Telkom Indonesia melakukan spin-off pada 18 Desember 2025 membentuk PT Telkom Infrastruktur Indonesia (InfraNexia).
  • InfraNexia akan fokus mengelola aset dan bisnis wholesale fiber connectivity untuk meningkatkan efisiensi operasional.
  • Pembentukan ini adalah bagian dari strategi TLKM30 untuk diversifikasi pendapatan menuju keseimbangan B2C dan B2B 50:50.

Suara.com - Raksasa telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) resmi melahirkan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau yang kini dikenal dengan nama komersial InfraNexia pasca pemisahan unit bisnis (spin-off) tahap pertama pada Kamis (18/12/2025).

Entitas baru ini bertugas mengelola aset serta bisnis wholesale fiber connectivity yang sebelumnya berada langsung di bawah naungan induk usaha.

Manuver ini merupakan bagian dari peta jalan transformasi Telkom yang sedang berproses menjadi sebuah strategic holding.

Nantinya, seluruh operasional bisnis akan didelegasikan kepada anak-anak usaha atau operating companies (OpCos) agar pengelolaan aset lebih fokus dan bernilai maksimal.

InfraNexia, atau yang sering disebut sebagai FiberCo, memegang peran vital dalam klaster Business-to-Business (B2B) Infra Telkom Group.

Fokus utamanya adalah mengelola jaringan akses dan distribusi (access & distribution network) berbasis fiber optik secara mandiri.

Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, menjelaskan bahwa pengelolaan infrastruktur fiber optik memerlukan model bisnis khusus.

"Pengelolaan infrastruktur jaringan khususnya fiber optik memerlukan fokus dan model bisnis khusus agar mampu menghasilkan nilai maksimal dalam memodifikasi dan membuka ruang kemitraan strategis yang lebih luas lagi," ujar Dian.

Dengan adanya InfraNexia, Telkom bertujuan meningkatkan efisiensi operasional dan menciptakan transparansi pada model bisnis wholesale.

Baca Juga: Kerja Sama Telkom dengan UNAIR: Perkuat Pengembangan AI Center of Excellence

Hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi Telkom sebagai penyedia ekosistem digital nasional yang kompetitif di kancah global.

Pembentukan InfraNexia hanyalah awal dari rencana jangka menengah yang disebut TLKM30. Strategi ini dirancang untuk mendiversifikasi sumber pendapatan Telkom agar tidak lagi bergantung sepenuhnya pada PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

Dian memaparkan bahwa TLKM30 adalah visi transformasi menuju tahun 2030 yang berfokus pada empat pilar utama:

  1. Operational Excellence: Penguatan efisiensi internal.
  2. Service Excellence: Peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan.
  3. Optimalisasi Aset: Melalui pembentukan entitas seperti InfraNexia.
  4. Penguatan Portofolio: Menata ulang anak usaha sesuai dengan kompetensi inti (core strength) perusahaan.

Selain klaster infrastruktur, Telkom juga bersiap mendirikan klaster B2B Information and Communication Technology (ICT) pada tahun depan. Klaster ini akan mengonsolidasikan aset pusat data (data center), menara telekomunikasi, hingga satelit.

Telkom menunjukkan sikap optimistis terkait prospek pertumbuhan jangka panjangnya. Perusahaan menargetkan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) di kisaran 10% hingga 15% hingga tahun 2030.

Misi utamanya adalah menyeimbangkan kontribusi pendapatan antara sektor seluler (B2C) dan sektor infrastruktur/digital (B2B).

Load More