-
INAF targetkan pendapatan 2026 naik 112%, fokus akhiri tren kerugian melalui restrukturisasi.
-
Dukungan penuh Danantara dan Bio Farma perkuat posisi Indofarma dalam pemulihan kinerja.
-
Strategi lean manufacturing dan efisiensi biaya jadi kunci INAF capai profitabilitas 2026.
Suara.com - Setelah melewati periode penuh tantangan, emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) akhirnya mulai melihat titik terang. Perseroan secara resmi menargetkan lonjakan pertumbuhan pendapatan hingga 112% pada tahun 2026 mendatang dibandingkan dengan prognosis tahun 2025.
Target ambisius ini menjadi sinyal kuat bahwa Indofarma siap mengakhiri tren negatif dan kembali ke jalur profitabilitas.
Direktur Utama Indofarma, Sahat Sihombing, mengungkapkan bahwa perbaikan kinerja mulai terlihat hingga Triwulan III-2025.
"Perseroan berhasil menekan rasio beban usaha terhadap penjualan serta memperkecil rasio rugi usaha melalui pengendalian biaya operasional dan penyesuaian struktur biaya yang ketat," kata Sahat di Jakarta, Senin (22/12/2025).
Memasuki tahun 2026, Indofarma tidak berjalan sendiri. Sahat menjelaskan bahwa rencana kerja tahun depan akan difokuskan pada upaya restrukturisasi kinerja sesuai amanat Perjanjian Homologasi.
Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Badan Pengelola (BP) BUMN, Danantara Indonesia, serta PT Bio Farma (Persero) selaku induk Holding BUMN Farmasi.
Beberapa strategi kunci yang akan dijalankan untuk mencapai target pertumbuhan 112% antara lain melakukan rebalancing portofolio dengan memperkuat kontribusi produk farmasi dan pengembangan produk yang memiliki daya saing tinggi di pasar.
Selain itu mengoptimalkan jangkauan pasar luar negeri dan menjalin kolaborasi dengan mitra strategis untuk memperluas distribusi, melakukan penataan proses produksi dan struktur organisasi guna meningkatkan efisiensi biaya pabrikasi melalui pemanfaatan teknologi serta pengendalian biaya secara menyeluruh di setiap lini bisnis perseroan.
Menyadari pentingnya kepercayaan publik dan investor, Sahat menegaskan bahwa seluruh inisiatif restrukturisasi ini dijalankan dengan menjunjung tinggi prinsip Good Corporate Governance (GCG). Hal ini mencakup penguatan pengendalian internal, manajemen risiko yang lebih ketat, serta kepatuhan penuh terhadap ketentuan hukum yang berlaku.
Baca Juga: COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
"Perseroan akan melanjutkan upaya restrukturisasi guna memperbaiki indikator kinerja keuangan. Kami fokus pada penguatan kontribusi produk dan optimalisasi operasional secara menyeluruh," ujar Sahat.
Dengan dukungan ekosistem BUMN Farmasi dan pengawasan dari Danantara, Indofarma optimis tahun 2026 akan menjadi titik balik bagi perseroan untuk lepas dari belenggu kerugian dan mencatatkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Usai Resmikan InfraNexia, Telkom (TLKM) Siapkan Entitas B2B ICT Baru
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik