- Harga minyak dunia turun pada Selasa 23 Desember dipicu ancaman pasokan berlebih dari AS.
- Presiden AS Donald Trump membuka opsi menjual atau menyimpan minyak sitaan tanker Venezuela.
- Pasar minyak fluktuatif menimbang ketegangan Rusia-Ukraina versus prediksi surplus minyak 2026.
Suara.com - Harga minyak dunia tercatat turun pada perdagangan Selasa 23 Desember.
Penurunan harga dipicu pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membuka peluang menjual minyak yang mereka sita dari kapal tanker minyak mentah Venezuela.
Pernyataan Trump itu memunculkan risiko pasokan minyak yang berlebih.
Mengutip dari Investing.com, tercatat harga minyak mentah Brent berjangka turun 11 sen, atau 0,18 persen, menjadi 61,96 dolar AS per barel.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah sebesar 13 sen, atau 0,22 persen, menjadi 57,88 dolar AS.
Tercatat Kedua indeks acuan tersebut ditutup lebih dari 2 persen lebih tinggi pada sesi sebelumnya, dengan Brent mencatatkan kinerja harian terbaiknya dalam dua bulan dan WTI naik paling tinggi sejak 14 November.
Pada Senin (22/12), Trump mengatakan, AS membuka peluang untuk menyimpan atau menjual minyak yang telah mereka disita di lepas pantai Venezuela dalam beberapa pekan terakhir.
"Mungkin kami akan menjualnya, mungkin kami akan menyimpannya," kata Trump.
Trump juga menambahkan membuka peluang menggunakan minyak yang disita untuk mengisi kembali cadangan strategis AS.
Baca Juga: Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
Selain itu, Trump mengatakan, akan lebih bijaksana bagi Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk mundur dari kekuasaan.
Dalam laporan terbaru lembaga keuangan, Barclays, menilai pasar minyak dunia tetap stabil pada paruh pertama 2026 meskipun pengiriman minyak dari Venezuela terhenti total.
"Memang benar bahwa meskipun ekspor minyak Venezuela turun hingga nol dalam jangka pendek, pasar minyak kemungkinan besar masih akan memiliki pasokan yang cukup pada semester pertama tahun 2026," kata Barclays dalam sebuah catatan tertanggal 22 Desember.
Namun, Barclays memperkirakan surplus minyak global akan menyusut menjadi hanya 700.000 barel per hari pada kuartal keempat tahun 2026, dan gangguan yang berkepanjangan dapat memperketat pasar lebih lanjut, sehingga mengurangi persediaan yang telah dibangun baru-baru ini.
Sementara itu, Rusia dan Ukraina saling menyerang fasilitas masing-masing di Laut Hitam, jalur ekspor vital bagi kedua negara.
Pasukan Rusia menyerang pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina pada Senin malam dan merusak fasilitas pelabuhan serta sebuah kapal, dalam serangan kedua di wilayah tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam.
Berita Terkait
-
Harga Minyak Dunia Susut Imbas Perundingan Moscow Gagal
-
Serangan Ukraina Tunda Perdamaian, Harga Minyak Dunia Menguat
-
Harga Minyak Melemah di Tengah Ketidakpastian Damai Rusia-Ukraina
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Langsung Melesat 1 Persen
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Isu Dinamika Bisnis Menyeruak dalam RUPSLB SMGR
-
Lalu Lalang Penumpang Udara saat Nataru Diprediksi Lebih dari 10,5 Juta Orang
-
Krisis Energi di Pengungsian Aceh, Rieke Diah Pitaloka Soroti Kerja Pertamina
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
PPN Buka Suara Soal Rencana Pemerintah Stop Impor Solar pada 2026
-
Tarif Ekspor Indonesia ke AS 'Dipangkas' dari 32% ke 19%, Ini Daftar Produk Kebagian 'Durian Runtuh'
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Fenomena Discouraged Workers: Mengapa Jutaan Warga RI Menyerah Cari Kerja?
-
Prabowo Mau Temui Donald Trump, Bahas 'Kesepakatan Baru' Tarif Dagang?