- BNPB menjamin Rumah Hunian Tetap (Huntap) bagi korban bencana di tiga provinsi akan disertai sertifikat tanah resmi.
- Lokasi pembangunan Huntap diprioritaskan pada zona sangat rendah risiko bencana berdasarkan rekomendasi PVMBG.
- Pembangunan 518 unit Huntap menggunakan pendekatan partisipatif lokal serta mempertimbangkan akses transportasi.
Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan kabar baik bagi para penyintas banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Pemerintah memastikan bahwa setiap unit Rumah Hunian Tetap (Huntap) yang dibangun untuk relokasi warga tidak hanya berupa bangunan fisik, tetapi juga akan disertai dengan sertifikat tanah resmi atas nama kepala keluarga.
Langkah ini diambil untuk memberikan jaminan keamanan tempat tinggal serta legalitas hukum yang kuat bagi para warga terdampak yang telah kehilangan rumah mereka akibat bencana alam beberapa waktu lalu.
Ketua Harian Unsur Pengarah BNPB, Ari Lesmana, menegaskan bahwa proses penyediaan hunian ini dilakukan dengan ketelitian tinggi dan tidak dilakukan secara terburu-buru.
Hal ini dikarenakan program relokasi berkaitan erat dengan masa depan para pengungsi.
“Proses penyiapan huntap tidak bisa tergesa-gesa karena menyangkut masa depan warga. Huntap bukan hanya bangunan, tetapi juga harus disertai kejelasan status dan keabsahan tanah,” ungkap Ari dalam siaran daring “Teropong Bencana” di Jakarta, Rabu (24/12/2025), dilansir dari Antara.
Dalam menentukan titik lokasi pembangunan, BNPB bekerja sama ketat dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Prioritas utama adalah memastikan lahan relokasi berada di zona yang memiliki tingkat kerawanan bencana sangat rendah guna menghindari terjadinya bencana serupa di masa depan.
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, lokasi terpilih minimal harus dinyatakan aman hingga sekitar 80 persen dari potensi ancaman bencana tahunan.
Baca Juga: Tinggal Dekat Kota, Tetap Dekat dengan Alam: Pilihan Ideal bagi Pasangan Muda
BNPB secara tegas menghindari area lereng bukit dengan risiko tinggi, sempadan sungai, serta kawasan yang memiliki riwayat banjir berulang.
Sebagai contoh, di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pemerintah daerah telah mengusulkan sejumlah lahan potensial. Lahan-lahan tersebut kini tengah diproses melalui mekanisme lintas kementerian untuk divalidasi kelayakannya sebelum konstruksi dimulai.
Berbeda dengan proyek pembangunan biasa, BNPB menggunakan pendekatan bottom-up dengan melibatkan struktur pemerintahan lokal mulai dari wali jorong, wali nagari, hingga camat.
Tujuannya adalah agar proses pemindahan warga sesuai dengan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Berdasarkan hasil kesepakatan dan koordinasi teknis, total sebanyak 518 unit rumah hunian tetap akan segera dibangun. Angka ini sejalan dengan jumlah unit hunian sementara (huntara) yang telah disiapkan sebelumnya.
Di Kabupaten Agam sendiri, sebaran huntara mencakup 16 titik di enam kecamatan, dengan Kecamatan Palembayan menjadi daerah yang menerima dampak kerusakan paling masif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok
-
Saham INET Anjlok di Tengah Rencana Rights Issue Rp3,2 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Rupiah Terus Menguat, Dolar AS Melemah ke Level Rp16.765
-
BRI Tetap Melayani Saat Libur Nataru: Berikut Jadwal 159 Unit Kerja Operasional
-
Purbaya Kaji Geo Dipa Pasok Gas ke Kawasan Industri, Harga Lebih Murah dari Pertamina
-
Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Tahun Baru Cetak Rekor Baru?
-
8 Ide Usaha yang Belum Banyak Pesaing di 2026, Cocok untuk Pemula?
-
Trump 'Ngebet' Caplok 4 Juta Barel Minyak Venezuela, China dan Rusia Geram
-
PKH Tahap 4 2025 Segera Cair, Ini Cara Cek Statusnya di Cekbansos.kemensos.go.id