Suara.com - Dinamika industri perbankan di tanah air sepanjang tahun 2025 mencatatkan penyusutan jumlah pemain yang cukup signifikan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi telah mencabut izin usaha (CIU) terhadap tujuh Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) di berbagai wilayah Indonesia.
Meskipun secara kuantitas jumlah ini menurun drastis dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 20 bank, tren ini tetap menjadi sinyal kuat bahwa konsolidasi industri perbankan skala kecil masih terus berlanjut.
Mayoritas penutupan disebabkan oleh masalah klasik, yakni defisit permodalan dan kesehatan finansial yang tidak kunjung membaik, sehingga memaksa Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) turun tangan melakukan proses likuidasi.
Hal yang cukup unik pada tahun 2025 adalah munculnya tren self-liquidation atau pengembalian izin usaha secara sukarela oleh pemegang saham. Fenomena ini dipandang sebagai langkah strategis pemilik bank untuk menata ulang portofolio bisnis mereka.
Dua bank yang menempuh jalur ini adalah BPR Artha Kramat (Tegal) dan BPR Nagajayaraya Sentrasentosa (Nganjuk). BPR Artha Kramat memilih tutup pada Oktober 2025 karena pemilik ingin fokus mengembangkan unit bisnis perbankan lainnya dalam satu grup.
Sementara itu, BPR Nagajayaraya mundur secara teratur karena pertimbangan pemenuhan modal inti minimum yang semakin berat.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menilai langkah sukarela ini sebagai bagian dari penataan industri agar lebih sehat.
"Kami melihatnya bahwa ini merupakan permintaan self-liquidation ini bagai proses yang normal dan justru bagian dari penataan dan konsolidasi industri BPR," tegasnya dalam pertemuan di Gedung Bank Indonesia, November lalu.
Baca Juga: Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
Daftar BPR/BPRS yang Berhenti Beroperasi di 2025
Bagi nasabah dan masyarakat di kota-kota besar Indonesia, penting untuk mencermati daftar bank yang telah dicabut izin usahanya guna memastikan status simpanan tetap aman dalam penjaminan LPS. Berikut adalah daftar lengkapnya:
- BPRS Gebu Prima
- BPR Dwicahaya Nusaperkasa
- BPR Disky Surya Jaya
- BPRS Gayo Perseroda
- BPR Artha Kramat (Likuidasi Sukarela)
- BPR Nagajayaraya Sentrasentosa (Likuidasi Sukarela)
- BPR Bumi Pendawa Raharja
Skandal BPR Multi Sembada Dana: Dugaan Penggelapan Miliaran Rupiah
Di luar daftar bank yang ditutup, industri BPR juga diguncang oleh kasus hukum yang menyeret BPR Multi Sembada Dana. Bank ini tengah menjadi sorotan tajam setelah muncul dugaan keterlibatan dalam praktik penggelapan dana nasabah korporasi.
Kasus ini mencuat setelah PT Aditya Laksana Sejahtera (ALS) melayangkan pengaduan resmi ke OJK pada 15 September 2025. PT ALS menuntut transparansi atas mutasi rekening dari 58 bilyet deposito on call milik mereka.
Namun, pihak bank dilaporkan gagal memberikan data mutasi tersebut meski telah diberikan dua kali kesempatan oleh otoritas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga