- Hingga akhir 2025, BEI hanya mencatat 26 IPO, jauh di bawah target yang ditetapkan pemerintah yaitu 45 emiten.
- Meskipun kuantitas IPO tidak tercapai, total dana berhasil dihimpun dari IPO mencapai Rp 18 triliun.
- Kinerja pasar modal tetap kuat dengan IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah sebanyak 24 kali di tahun yang sama.
Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan jumlah perusahaan yang telah melakukan initial public offering (IPO) sepanjang tahun 2025. Namun, angkanya tidak sesuai target pemerintah dan BEI.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengatakan hingga akhir tahun 2025 hanya terdapat 26 perusahaan baru yang melakukan IPO. Padahal, BEI menargetkan perusahaan IPO sebanyak 45 emiten.
"Walaupun secara IPO target 45 IPO kita tercapai hanya 26, tetapi fundraise-nya meningkat menjadi Rp 18 triliun dibandingkan tahun lalu," ujarnya dalam konferensi pers di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Meskipun tidak sesuai target perusahaan IPO, dia mengatakan kinerja pasar modal Indonesia masih tetap tinggi. Hal itu terlihat dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah atau All-Time High (ATH) sebanyak 24 kali sepanjang tahun 2025.
"ATH IHSG terakhir tercatat pada level 8.710,69 pada Senin (8/12). Pada tanggal yang sama, kapitalisasi pasar IHSG berhasil mencapai Rp 16.000 triliun," bebernya.
Selain itu, IHSG dilaporkan telah mencapai ATH sebanyak 22 kali, dengan klasifikasi berdasarkan era kepemimpinan Menteri Keuangan. Hal itu terjadi saat Purbaya Yudhi Sadewa menjadi Menteri Keuangan. Sehingga, IHSG menembus rekor 21 kali per 3 Desember 2025.
Sementara itu, BEI mencatat sebanyak 956 perusahaan telah terdaftar, dengan total penggalangan dana mencapai Rp 278 triliun sepanjang tahun 2025. Sebanyak 26 perusahaan baru juga turut meramaikan lantai bursa, berhasil menghimpun dana sebesar Rp 28 triliun.
Tercatat pula enam perusahaan mercusuar atau lighthouse company baru yang resmi melantai di BEI tahun ini. Dari sisi investor, jumlahnya melonjak signifikan hingga menembus lebih dari 20 juta investor pasar modal.
Baca Juga: Analisis Teknikal DKFT Akhir Tahun 2025 dan Target Harga Saham 2026
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Emiten DEWA Terdorong Proyek Emas, Segini Target Harga Sahamnya
-
Kejar Tayang: Pemerintah Pastikan 17 Juta KPM Terima BLT Kesra Rp900 Ribu Via Kantor Pos
-
Emiten Perbankan Paling Banyak Setor Dividen di 2025, Capai Rp 80,34 Triliun
-
Anggaran THR dan Gaji Ke-13 Guru ASN Ditambah Rp7,66 T, Ini Ketentuannya
-
Lompati Target, Setoran PNBP Sektor Minerba Telah Tembus Rp 124,63 Triliun
-
Pemerintah Jamin Beras Nggak Langka di 2026
-
Analisis Teknikal DKFT Akhir Tahun 2025 dan Target Harga Saham 2026
-
Ramai Foto Gundul di Lereng Gunung Slamet, Ini Penjelasan ESDM soal WKP Baturaden
-
Selain Stop Impor, Bahlil Berambisi Tingkatkan Kualitas Solar jadi Euro 5
-
Panduan Lengkap Aktivasi Coretax DJP untuk Lapor SPT Tahunan 2025-2026