Suara.com - Organisasi lingkungan global, Greenpeace meminta maaf setelah aksi protes yang mereka lakukan dalam laga Prancis vs Jerman, Rabu (16/6/2021) hampir menimbulkan kecelakaan serius.
Pengunjuk rasa menggunakan paraglider bertenaga motor terbang di atas Stadion Allianz Arena, Munchen, tetapi kehilangan kendali dan menabrak kabel kamera yang terpasang di atap.
Dia kemudian meluncur ke dalam stadion, mengenai beberapa penonton sebelum mendarat di lapangan. Kecelakaan itu nyaris mengenai pelatih Prancis, Didier Deschamps.
Deschamps menyebut insiden itu hampir berbuah menjadi tragedi yang mungkin tak kalah menyeramkannya dari kolapsnya Christian Eriksen pada Sabtu (12/6/2021).
"Kami hampir saja mengalami tragedi! Saya pikir [unjuk rasa] itu adalah sesuatu yang memang direncanakan," ucap Deschamps pada sesi jumpa pers pasca laga dikutip dari Goal.
Juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Rabu mengecam aksi Greenpeace dan mengatakan mereka yang berada di baliknya harus merenungkan apa yang telah terjadi.
"Ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab yang menempatkan orang dalam bahaya besar," kata Steffen Seibert dikutip dari AP News, Kamis (17/6/2021).
Juru bicara Greenpeace Benjamin Stephan meminta maaf atas protes yang gagal dan cedera yang ditimbulkan.
“Paraglider tidak mau masuk stadion kemarin. Pilot ingin terbang di atas stadion sambil menjaga jarak aman yang diperlukan dan hanya membiarkan balon melayang ke stadion dengan pesan kepada Volkswagen, sponsor utama, dengan permintaan agar mereka keluar dari produksi diesel dan bensin yang merusak iklim. mesin lebih cepat,” kata Stephan.
Baca Juga: Detik-detik Pemain Turki dan Wales Nyaris Baku Hantam
"Dan ada masalah teknis selama penerbangan - throttle tangan dari motor para listrik gagal, dan karena tidak ada daya dorong lagi, glider tiba-tiba kehilangan ketinggian."
Stephan mengatakan pilot tidak punya pilihan selain melakukan pendaratan darurat di lapangan setelah menabrak kabel baja yang terpasang di atap stadion.
"Kami sedang dalam proses mengklarifikasi ini dan bekerja dengan semua orang dan tentu saja kami bertanggung jawab dan ingin menekankan lagi bahwa kami sangat menyesal, dan kami meminta maaf kepada dua orang yang dirugikan," kata Stephan.
Menteri Dalam Negeri Bavaria Joachim Herrmann mengatakan aksi protes itu berpotensi menimbulkan korban jiwa. Penembak jitu sudah siap siaga menekan pelatuk, tetapi urung melakukannya karena melihat logo Greenpeace.
“Karena logo Greenpeace, diputuskan untuk tidak melibatkan penembak jitu. Jika polisi sampai pada kesimpulan lain, bahwa itu adalah serangan teroris, maka pilot mungkin harus membayar tindakan itu dengan nyawanya," beber Joachim Herrmann.
Tag
Berita Terkait
-
Duel Denmark vs Belgia akan Berhenti Sejenak di Menit ke-10, Kenapa?
-
Locatelli antar Italia ke Babak 16 Besar
-
Intip Potret Menawan Sere Kalina, Presenter Cantik untuk Euro 2020
-
Viral Ronaldo Dikejar Petugas Keamanan Sebelum Laga Hungaria Vs Portugal, Ada Apa?
-
Prediksi Denmark vs Belgia di Grup B Euro 2020, Kamis 17 Juni 2021
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Memaksimalkan Jeda FIFA Match Day, PSIM Yogyakarta Gelar Uji Coba Meratakan Menit Bermain Skuad
-
Alasan Carlos Perreira Jadi Nahkoda Baru Madura United Lanjutkan BRI Super League
-
Ole Gunnar Solskjaer Bongkar Awal Musabab Kehancuran Karier Jadon Sancho di MU
-
Duet Maut di Lini Belakang AC Milan Bikin Fabio Capello Terkesima
-
Kandas! Akui Tak Bisa Bahasa Inggris, Zinedine Zidane Tak Mungkin Latih Liverpool
-
Manchester United Kehilangan Sponsor Rp 400 Miliar per Tahun, Terancam Bangkrut?
-
Bukan Indonesia, Ternyata Inilah Wakil Asia Terburuk di Piala Dunia U-17 2025
-
Apa yang Bikin Heimir Hallgrimson Layak Menukangi Timnas Indonesia? Ini2Alasannya
-
Roy Keane Ledek Anthony Martial: Main Bagusnya Cuma Setahun Sekali
-
Adu Strategi Real Madrid vs Barcelona Demi Rekrut Bintang Muda Turki