Suara.com - Sepak bola bisa membawa perdamaian dan kesatuan, begitu yang sering dikatakan banyak orang soal olahraga satu ini. Salah satu bentuk dari impak sepak bola itu adalah lahirnya Rohingya United.
Sesuai dengan namanya, klub sepak bola ini dihuni oleh para pengungsi Rohingya, Myanmar, yang mendapatkan suaka di Australia. Adalah Rafique Mohammed yang mendirikan Rohingya United.
Selama 13 tahun Rafique mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh. Di kamp pengungsian, kehidupan Rafique dana para pengungsi Rohngya lainnya begitu sulit.
"Satu kilogram beras, sedikit minyak, dan beberapa sayuran. Ada banyak orang yang hanya dapat sedikit makanan setiap harinya. Itu tidak pernah, dan tidak akan pernah cukup," ucap Rafique kepada The Guardian.
Namun, bagi anak-anak di kamp pengungsian, sepak bola adalah hal yang bisa membuat mereka melupakan sejenak segala kesulitan hidup. Rafique menjelasakan bahwa anak-anak di kamp pengungsian akan mengumpulkan kantong plastik dan menjadikannya sebagai bola sepak.
“Kami akan memasukkan semuanya ke dalam satu tas besar dan memerasnya, mengikatnya dengan tali dan membuat bola sepak. Kami akan bermain dengan itu, tanpa sepatu, di tanah," kata Rafique.
Rafique tidak pernah melihat pertandingan sepak bola profesional. Namun, satu momen istimewa hadir ketika Rafique bersama 99 pengungsi lainnya diizinkan menonton laga Piala Dunia 2010 di kantor PBB yang berada di dekat kamp pengungsian.
"Kami akan masuk untuk menonton beberapa menit pertandingan. Itu adalah pertama kalinya saya melihat sepak bola yang sebenarnya," kenangnya.
Ketika beranjak remaja, Rafique pindah ke Brisbane bersama ibu dan kedua saudaranya. Dia akhirnya bisa memegang bola sepak sungguhan untuk pertama kali, meski hanya sebuah bola murah dari salah satu toko retail di sana.
Baca Juga: Fadli Zon Tak Terima Nelayan Aceh yang Selamatkan Warga Rohingya Dihukum 5 Tahun Penjara
Rafique akhirnya bergabung dengan salah satu komunitas, Virginia United selama dua musim. Namun, perjalannya tak mudah karena kendala bahasa dan adaptasi dari kehidupan di pengungsian ke kehidupan normal di masyarakat.
Akhirnya Rafique mendirikan Rohingya United bersama dengan para pengungsi Rohingya lainnya yang mendapat suaka di Australia.
"Kami memiliki banyak pemain muda. Jadi, saya dan sepupu saya menciptakan klub dan berpikir mungkin di masa depan kami bisa masuk ke liga. Kami baru saja membuat semua orang turun untuk menendang bola di sore hari. Begitulah awalnya," jelas Rafique.
"Lambat laun, kami mendapatkan banyak anggota komunitas yang datang untuk menonton kami. Jadi ini sangat penting bagi kami, karena kami mewakili komunitas kami dan kami membawa nama Rohingya ke mana pun kami pergi," tambahnya.
Antusias anak muda Rohingya di Australia dengan hadirnya Rohignya United sangat tinggi sehingga Rafique membentuk tim kedua yang dinamakan Queensland Rohingya (QR) The Brave.
Kedua klub ini pada akhirnya terdaftar di sebuah kompetisi sepak bola bernama Q-League yang baru memulai musim perdananya di Queensland. Ini adalah liga multikultural yang menawarkan komunitas migran dan pengungsi kesempatan untuk bermain sepakbola tanpa membayar biaya pendaftaran yang tidak terlalu mahal.
Berita Terkait
-
Aceh Kembali Tampung Rohingya: Shelter Baru untuk 92 Imigran di Lhokseumawe
-
Diplomasi Bilateral Penting untuk Atasi Isu Rohingya
-
Penanganan Pengungsi Rohingya, BKSAP Dorong Solusi Regional
-
Malaysia Usir Dua Kapal Pengangkut 300 Migran Myanmar
-
Bangladesh Kewalahan! 60.000 Rohingya Masuk Diam-Diam di Tengah Konflik Myanmar
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Ledakan Peserta MLSC Jakarta, Sinyal Kuat Peningkatan Sepak Bola Putri Ibu Kota
-
Duh, Media Inggris Bongkar Kondisi Ole Romeny Belum Klik dengan Pemain Oxford United
-
Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
-
Alexander Zwiers Jadikan Nova Arianto Tolak Ukur Pelatih Lokal Timnas Indonesia Masa Kini
-
PR Baru, PSSI Kesulitan Cari Pelatih Timnas Indonesia U-17
-
Timur Kapadze Hampir Pasti Melatih Timnas Indonesia, Dikontrak 2 Tahun
-
Survei Dibuka! Interisti dan Milanisti, Siapa Pemenang Inter vs AC Milan?
-
Fakta Baru Bursa Pelatih Timnas Indonesia, Tawaran PSSI ke Timur Kapadze Tidak Kongkret
-
5 Calon Pelatih Timnas Indonesia Mulai Diseleksi Pekan Depan
-
Isu Panas Pelatih Timnas Indonesia Setelah STY dan Patrick Kluivert Digaji Rendah