Suara.com - Berikut deretan pesepak bola top yang tak mulus berkarier di Liga Indonesia. Liga Indonesia atau yang saat ini biasa disebut Liga 1, kerap mendatangkan bintang-bintang ternama dalam setiap musimnya.
Terlebih lagi pada edisi 2017, di mana setiap tim diperbolehkan mendatangkan pemain berstatus Marquee Player yang punya pengalaman di level teratas.
Adanya anjuran ini, banyak tim-tim Liga Indonesia pun mendatangkan pemain bintang dengan nama besar seperti Michael Essien yang didatangkan Persib Bandung.
Tak cukup sampai di situ saja, setelah aturan Marquee Player dilonggarkan, tim-tim Liga 1 tetap mendatangkan bintang besar, seperti Persija Jakarta mendatangkan Marco Motta.
Para pemain bintang ini mayoritas merasakan pengalaman menyenangkan di Liga Indonesia, dan sebagian bahkan betah atau rindu atmosfer yang ada di sepak bola Tanah Air.
Namun sebagian pemain bintang justru sempat mengaku menyesal bergabung dan menjalani kariernya di Liga Indonesia.
Lantas, siapa saja para pemain bintang yang justru menyesal pernah berkiprah di Liga Indonesia? Berikut daftarnya.
1. Peter Odemwingie
Nama Peter Odemwingie disebut-sebut sebagai Marquee Player terbaik, di mana ia mampu menciptakan 15 gol dari 23 laga bagi Madura United pada ajang Liga 1.
Baca Juga: Menpora Ungkap Klub Liga 2 Terpecah Soal Penghentian Liga: Ada yang Mau Lanjut dan Stop
Torehannya itu pun membuat namanya dipuja-puja oleh banyak pihak, yang otomatis seharusnya membuatnya betah berkarier di Indonesia.
Nahas, Odemwingie justru menyesal berkarier di Indonesia. Hal ini lantaran gaya bermain di kompetisi Tanah Air terbilang keras dan kerap menghadirkan tekel-tekel berbahaya, yang membuatnya mengeluh.
Liga 1 sempat mempunyai penyerang tajam pada diri Sylvano Comvalius yang mampu menciptakan 37 gol dalam semusim, yang menjadi rekor di Liga Indonesia.
Namun torehan gol ini tak berbanding lurus dengan prestasi, di mana ia gagal membawa Bali United menjadi kampiun. Usut punya usut, hal inilah yang membuatnya menyesal di Indonesia.
Sebab, Bali United gagal juara karena aturan yang kontroversial, di mana Bhayangkara FC dinobatkan sebagai juara karena unggul Head to Head, dan hal ini membuat Sylvano Comvalius kecewa berat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Andrew Jung Panas! Striker Persib Siap Hujani Gawang Lawan di Laga Selanjutnya
-
Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Protes PSSI Soal Wasit Masih Diabaikan AFC
-
On This Day: 21 Tahun Lalu, Bek Rambut Keriting Ini Ubah Sejarah Barcelona
-
Kiper Timnas Indonesia Numpuk Lawan Arab Saudi dan Irak, Begini Penjelasan PSSI
-
Rasmus Hojlund Jelaskan Maksud Selebrasi Tunjuk Badge Liga Champions
-
Pemain Timnas Indonesia Hokky Caraka Diduga Terseret Skandal DM Instagram Tak Pantas
-
Nasib Sial Marselino Ferdinan Tak Dipanggil Patrick Kluivert dan Indra Sjafri, Begini Faktanya
-
Irak Tak Kunjung Umumkan Skuad untuk Hadapi Timnas Indonesia, Media Lokal Bocorkan Masalahnya
-
Alasan Level Ivar Jenner Diturunkan Main di SEA Games, Ketimnbang Piala Dunia
-
AC Milan Era Allegri 2.0: Dari Kekacauan ke Fondasi Solid